Monday, January 3, 2011

Keajaiban Itu Memang Ada

Nafasku tersa sesak karena asam lambungku naik. Dan aku merasa..aku sudah tidak bisa melanjutkan permainan ini. Aku terlalu lemah. Kucengkram lengan seorang temankuagar aku kuat kembali. Tapi tak bisa. Rasanya...sudah terlalu banyak energy yang kuhabiskan dalam waktu tiga babak ini. Temanku itu memanggil wasit dan mereka bernegosiasi. Aku hanya mematung ditengah lapangan menahan perih pada lambungku ini. Permainan terhenti. Dan wasit memberikan kelonggaran waktu selama 3 menit. Aku gunakan waktu singkat itu untuk mengatur nafas dan meringankan sakit dilambungku. Aku terlentang dipinggir lapangan.“..Demi arief, cest !!” Celetuk salah seorang teman lelakiku.“ Boro-boro mikirin arief, yang ada malah inget mati.” Jawab hati kecilku. Peluit dibunyikan dan permainan kembali dimulai. Aku mendapat dorongan semangat dari teman-temanku. Aku mencoba menguatkan diriku sendiri. Dalam tenggang waktu 7 menit ini segala kemungkinan bisa terjadi. Kemenangan ataupun malah kekalahan yang kami dapat. Karena score kami hanya berjarak dua bola. Kukerahkan segenap tanganku untuk bisa bermain semaksimal mungkin hari ini. Meskipun aku harus menanggung resikonya. Aku tidak mau mengecewakan mereka yang sudah menaruh kepercayaan padaku. Aku ingin membuat mereka tersenyum. Dan saat itu juga kami kebobolan 2 bola. Score sama. 10-10. Aku sempat putus asa. Kami tak mungkin menang melawan mereka. Mereka punya skill yang luar biasa. Aku tahu, karena pada tim basket sekolah kami tergabung dalam satu tim. Tapi aku masih punya semangat dan kami berusaha menjaga pertahanan kami dari mereka. Dan tuiiitt...WAKTU HABIS dengan score seri. Aku masih bersyukur karena kami tidak kalah. Dengan langkah gontai aku menepi kepinggir lapangan. Dan aku terhempas ditanah dengan peluh mengucur. Sepertinya aku sungguh tak bisa bangun kembali. Semua tulang-tulangku terasa linu. Aku yakin..aku sudah tak bisa melanjutkan pertandingan dibabak seri.“Aku udah ga kuat..ga bisa maen lagi. Sakit banget..” Rintihku pada salah seorang temanku.“ Trus siapa dong yang mau maen ? Tim kita itu ga punya cadangan, cest..Sok berusaha dulu kamu pasti bisa !!” Ucapnya mantap.“Ya udah..undurin aja jangan sekarang, aku bener-bener udah ga bisa.” Temanku itu kembali menghampiri wasit dan menyampaikan apa yang tadi aku katakan.“Itu sih keputusan panitia..dan menurut peraturan, kalau scorenya seri harus 2 in v-trow. Gimana ?” Temanku mengangguk dan memberitahukannya padaku. Aku mengangguk lemah. Ya...setidaknya itu masih lebih baik. Masih ada harapan. Semuanya mendapat giliran memasukkan bola ke ring. Aku juga. Tapi NIHIL. Tak ada satupun bola yang berhasil masuk ke ring. Baik dari tim kami ataupun tim mereka. Saat itu aku merasa akan sekarat karena saking lemasnya. Aku hanya berdo’a pada Tuhan. Aku berjanji. Jika kali ini Tuhan memberi kemenangan pada kami, aku tidak akan meragukan kasih-Nya lagi. 2 in v-trow diulang kembali. Sekiranya score kami tetap seri dan tak ada yang bisa memasukan bola ke ring, permainan akan diulang. Aku berharap itu tidak terjadi. Dan di putaran kedua ini kami melakukannya lagi. Sudah dua pemain dari timku mencoba memasukannya. Tapi tetap gagal. Dan tiba giliranku saat ini. Sekali lagi, kupaksakan otot-otot ini bergerak meskipun terasa sangat sakit. Saat itu yang kulakukan hanya pasrah menerima apapun yang terjadi. Toh yang jelas aku sudah berusaha semampuku. Aku juga tak henti-hentinya berdo’a. Do’a yang aku ingat itu pemberian dari guru favoritku. “Allohumma kun lanaa wa laa takun ‘alaina.” Semoga ini akan membantu,Tuhan...Brugg..bruugg...Aku mendribell bola. Dan akhirnya...Blluuss !!Hening .“Ye...masuk...!!” sorak teman-temanku. Aku hanya tersenyum kecut dan langsung ambruk mememluk salah seorang temanku ditepi lapang. Ini semua mustahil. Tapi Tuhan berkata lain. Tuhan mendengar jeritan hatiku. Sungguh ini sebuah keajaiban. Dan ajaibnya lagi. Hanya satu-satunya bola dariku yang berhasil masuk ke ring. Aku menitikkan air mata. Menyadari akan kuasa-Nya. Memang benar, tanpa kekuatan dari-Nya aku bukanlah apa-apa. Aku hanyalah makhluknya yang lemah. Kini Dia memberikan bukti kebesaran-Nya pada kami, padaku. Untuk membuka mata hatiku yang selama ini tertutup oleh debu-debu kesalahan.Alhamdulillah...“Champion..!!”Teriak seorang temanku. Dan lagi-lagi aku hanya tersenyum. Merengkuh pada bahu temanku yang memapahku masuk ke dalam kamar. Aku tidak boleh puas hanya gara-gara kemenangan in. Masih ada ujian yang lebih berat daripada ini. Harus tetap berusaha dan berdo’a.Hummffth...Terimakasih Tuhan .Terimakasih sahabat .Kemenangan ini kupersembahkan untuk kalian .

No comments: