Aku pengen cari temen dan sahabat yang bnyak.Aku pengen punya temen dan sahabat yang bisa so much.Hehehehe...please add my number 08978396222
Monday, January 3, 2011
Keajaiban Itu Memang Ada
Nafasku tersa sesak karena asam lambungku naik. Dan aku merasa..aku sudah tidak bisa melanjutkan permainan ini. Aku terlalu lemah. Kucengkram lengan seorang temankuagar aku kuat kembali. Tapi tak bisa. Rasanya...sudah terlalu banyak energy yang kuhabiskan dalam waktu tiga babak ini. Temanku itu memanggil wasit dan mereka bernegosiasi. Aku hanya mematung ditengah lapangan menahan perih pada lambungku ini. Permainan terhenti. Dan wasit memberikan kelonggaran waktu selama 3 menit. Aku gunakan waktu singkat itu untuk mengatur nafas dan meringankan sakit dilambungku. Aku terlentang dipinggir lapangan.“..Demi arief, cest !!” Celetuk salah seorang teman lelakiku.“ Boro-boro mikirin arief, yang ada malah inget mati.” Jawab hati kecilku. Peluit dibunyikan dan permainan kembali dimulai. Aku mendapat dorongan semangat dari teman-temanku. Aku mencoba menguatkan diriku sendiri. Dalam tenggang waktu 7 menit ini segala kemungkinan bisa terjadi. Kemenangan ataupun malah kekalahan yang kami dapat. Karena score kami hanya berjarak dua bola. Kukerahkan segenap tanganku untuk bisa bermain semaksimal mungkin hari ini. Meskipun aku harus menanggung resikonya. Aku tidak mau mengecewakan mereka yang sudah menaruh kepercayaan padaku. Aku ingin membuat mereka tersenyum. Dan saat itu juga kami kebobolan 2 bola. Score sama. 10-10. Aku sempat putus asa. Kami tak mungkin menang melawan mereka. Mereka punya skill yang luar biasa. Aku tahu, karena pada tim basket sekolah kami tergabung dalam satu tim. Tapi aku masih punya semangat dan kami berusaha menjaga pertahanan kami dari mereka. Dan tuiiitt...WAKTU HABIS dengan score seri. Aku masih bersyukur karena kami tidak kalah. Dengan langkah gontai aku menepi kepinggir lapangan. Dan aku terhempas ditanah dengan peluh mengucur. Sepertinya aku sungguh tak bisa bangun kembali. Semua tulang-tulangku terasa linu. Aku yakin..aku sudah tak bisa melanjutkan pertandingan dibabak seri.“Aku udah ga kuat..ga bisa maen lagi. Sakit banget..” Rintihku pada salah seorang temanku.“ Trus siapa dong yang mau maen ? Tim kita itu ga punya cadangan, cest..Sok berusaha dulu kamu pasti bisa !!” Ucapnya mantap.“Ya udah..undurin aja jangan sekarang, aku bener-bener udah ga bisa.” Temanku itu kembali menghampiri wasit dan menyampaikan apa yang tadi aku katakan.“Itu sih keputusan panitia..dan menurut peraturan, kalau scorenya seri harus 2 in v-trow. Gimana ?” Temanku mengangguk dan memberitahukannya padaku. Aku mengangguk lemah. Ya...setidaknya itu masih lebih baik. Masih ada harapan. Semuanya mendapat giliran memasukkan bola ke ring. Aku juga. Tapi NIHIL. Tak ada satupun bola yang berhasil masuk ke ring. Baik dari tim kami ataupun tim mereka. Saat itu aku merasa akan sekarat karena saking lemasnya. Aku hanya berdo’a pada Tuhan. Aku berjanji. Jika kali ini Tuhan memberi kemenangan pada kami, aku tidak akan meragukan kasih-Nya lagi. 2 in v-trow diulang kembali. Sekiranya score kami tetap seri dan tak ada yang bisa memasukan bola ke ring, permainan akan diulang. Aku berharap itu tidak terjadi. Dan di putaran kedua ini kami melakukannya lagi. Sudah dua pemain dari timku mencoba memasukannya. Tapi tetap gagal. Dan tiba giliranku saat ini. Sekali lagi, kupaksakan otot-otot ini bergerak meskipun terasa sangat sakit. Saat itu yang kulakukan hanya pasrah menerima apapun yang terjadi. Toh yang jelas aku sudah berusaha semampuku. Aku juga tak henti-hentinya berdo’a. Do’a yang aku ingat itu pemberian dari guru favoritku. “Allohumma kun lanaa wa laa takun ‘alaina.” Semoga ini akan membantu,Tuhan...Brugg..bruugg...Aku mendribell bola. Dan akhirnya...Blluuss !!Hening .“Ye...masuk...!!” sorak teman-temanku. Aku hanya tersenyum kecut dan langsung ambruk mememluk salah seorang temanku ditepi lapang. Ini semua mustahil. Tapi Tuhan berkata lain. Tuhan mendengar jeritan hatiku. Sungguh ini sebuah keajaiban. Dan ajaibnya lagi. Hanya satu-satunya bola dariku yang berhasil masuk ke ring. Aku menitikkan air mata. Menyadari akan kuasa-Nya. Memang benar, tanpa kekuatan dari-Nya aku bukanlah apa-apa. Aku hanyalah makhluknya yang lemah. Kini Dia memberikan bukti kebesaran-Nya pada kami, padaku. Untuk membuka mata hatiku yang selama ini tertutup oleh debu-debu kesalahan.Alhamdulillah...“Champion..!!”Teriak seorang temanku. Dan lagi-lagi aku hanya tersenyum. Merengkuh pada bahu temanku yang memapahku masuk ke dalam kamar. Aku tidak boleh puas hanya gara-gara kemenangan in. Masih ada ujian yang lebih berat daripada ini. Harus tetap berusaha dan berdo’a.Hummffth...Terimakasih Tuhan .Terimakasih sahabat .Kemenangan ini kupersembahkan untuk kalian .
Seikat Kembang Ilalang
Simpang Pauh adalah daerah terpencil, puluhan kilometer dari Kabupaten dan ratusan kilometer dari Ibu Kota Provinsi. Satu-satunya akses ke desa itu adalah jalan tanah yang tidak layak disebut jalan, gerusan air menciptakan alur-alur berlubang yang amat berbahaya bagi pengendara.
Daerah ini terbilang rata dengan bebukitan yang tidak terlalu tinggi dan hutan berawa disebelah utara, kata orang hutan sarang jin. Sistem nomaden menyisakan puluhan ribu hektar padang ilalang, bila ada pohon tinggi biasanya adalah pohon pauh, sejenis pohon mangga yang kecil buahnya. Padang ilalang itu bisa setinggi dada, bila musim kemarau kadang terbakar hebat, ribuan hektar dilanun api, mengerikan.
Secara keseluruhan padang ilalang mencerminkan kemiskinan dan identik dengan duka nestapa, hampir tidak ada cerita bahagia didalam semak belukar itu. Gubuk peladang nomad yang sudah kosong banyak terdapat disana, beratap ilalang dan dibuat ala kadarnya sekedar tempat berteduh. Digubuk itu tertumpah uraian keringat dan air mata, bila telah ditinggal gubuk itu makin kental dengan kesan penderitaan.
Dua bulan lalu aku datang kesini membawa harapan akan kehidupan baru, mengajar di sebuah sekolah terpencil, enam lokal tiga guru, satu guru sakit-sakitan, satunya lagi amat tidak disiplin, praktis aku sendirian. Celakanya lagi sekolah itu jauh dari rumahku,Lain desa pula, hampir empat kilo, melewati jalan yang amat licin pada musim hujan, membawa sepeda justru menambah sengsara karena tanah lengket di rodanya.
Pagi ini cuaca amat dingin karena hujan semalaman, dengan menghela nafas aku memilih jalan kaki saja. berjalan kaki sendiri menyusuri jalan sempit, ini adalah jalan tercepat untuk sampai di sekolah, melalui jalan pintasyang diapit padang ilalang. Di perbatasan desa sebelah utara ada jembatan panjang membelah rawa-rawa, warga 2 membuat 'jerambah' itu khusus untuk para guru karena merasa iba melihat guru melintasi rawa tiap hari, lebarnya hanya 60 cm tapi panjangnya hampir seratus meter.
Saat melintasi jerambah itu sesayup sampai aku mendengar seseorang bersenandung. itu lagunya Koes Plus "Kulihat pelangi....dipagi hari..."
hatiku merasa senang karena ada manusia lain dijalan sepi ini. Nampaknya senandung itu berasal dari gubuk kosong di ujung rawa-rawa. Benar saja disitu kudapati seorang perempuan sedang ham-hem tanpa melafalkan lagunya. Dia nampak asik mengumpulkan kembang ilalang dan mengikatnya seperti karangan bunga, di padu padan dengan bunga semak lain.
Perempuan itu mengenakan baju merah dan rok hitam, rambutnya panjang sepinggang, dari sisi samping aku dapat melihat betapa moleknya perempuan ini, gelang emas yang cukup besar ada ditangan kirinya.
Nampaknya perempuan ini tidak menyadari kehadiranku, namun begitu dia tidak terkejut saat aku menyapanya. Dari jarak lima meter aku bisa melihat dengan jelas kecantikannya, kulitnya kuning langsat. Hanya ada yang berbeda dengan wajahnya, tidak sama dengan orang cantik kebanyakan, walau demikian cantik wajah itu menerbitkan iba dan belas kasih.
Dia memang berhenti bersenandung tapi sama sekali tidak menjawab sapaanku. Aku jadi merasa tak enak hati dan memilih segera berlalu dari situ, lagian aku sudah kesiangan.
---------///////------------------
Bulan-bulan berikutnya aku sudah bisa menikmati gerak hidup desa itu, disela waktu mengajar aku bercocok tanam, menabur padi dan menanam sayuran.
Pada awal Desember, hujan turun hampir setiap hari. Dan kami paa peladang memilih berteduh di gubuk. Biasanya tetangga ladang ikut berkumpul lima atau enam orang. Tidak ada kegiatan lain selain ngobrol kesana-kemari, menceritakan susah senangnya berladang.
Salah satu peladang menceritakan tentang anak gadisnya yang dulu diperkosa beramai-ramai dalam semak belukar. Sampai kini pemerkosanya tidak tertangkap. Gadis itu menanggung beban batin yang berat dan memilih tinggal di ladang, jauh dari desa, tidak mau pulang, tidak lagi mau bergaul. Berpindah dari padang satu kepadang lain mengikuti orang tuanya.
Orang tua malang itu amat mengerti hancur hati anak gadisnya tapi apa daya. Anak gadis semata wayang itu tidak mau lagi mengenal manusia. Diam seribu bahasa.
Cerita pedih itu hilang dari percakapan, tapi kembali ramai saat orang tua gadis menyatakan bahwa anaknya hilang di ladang. Banyak dugaan tentang hilangnya gadis itu, bisa jadi di terkam binatang buas atau mati terbakar saat terjadi kebakaran padang ilalang yang hebat waktu itu. Sebagian lain lagi mengatakan kalau gadis itu masih hidup.
Orang tua malang itu pasrah, empat tahun anaknya hilang entah kemana rimbanya.
Bahkan perjaka yang dulu menjadi calon suaminya menjadi depresi berat dan mulai kurang waras. Nama pemuda itu Iyan. Saat cerita pilu ini dituturkan sang ayah, Iyan memilih keluar dari gubuk karena nestapa itu tak ingin didengarnya lagi.
"Anak saya itu cantik dan baik hati, banyak pemuda desa merasa iri saat Iyan ditunangkan dengannya. Mungkin karena itulah ada beberapa orang yang tega menodainya" Sang ayah menutup cerita itu dengan titik air mata, "saya beharap dia ditemukan"
Didepan sekolah kami ada pohon akasia yang besar, cukup teduh memang, tapi sayangnya pohon itu dijadikan sarang semut krenggo atau angkrang. Hari itu aku berniat memangkas beberapa cabangnya. Sengaja dari rumah aku membawa golok dan berangkat mengenakan mante karena gerimis.Saat sampai di jembatan (jeramba) aku melihat seikat kembang ilalang tergeletak di tanah dan sebagian lagi berceceran di jerambah. Di pertengahan jembatan ceceran kembang ilalang itu nampak berbelok ke kiri, terapung di air rawa.Spontan aku teringat perempuan cantik yang beberapa waktu lalu aku jumpai sedang mengumpulkan kembang ilalang dan merangkainya. Melihat dari ceceran kembang ilalang itu aku bisa memastkan bila perampuan itu berjalan menuju ke dalam hutan berawa yang banyak ditumbui pohon mahang dan pulai. Airnya setinggi betis. Insting ku merasakan ada yang tidak beres, Aku khawatir terjadi apa-apa pada perempuan itu.Dan dengan menggenggam hulu golok aku turun kerawa menyusuri ceceran bunga ilalang. Tengak-tengok tidak ada orang, padahal aku sudah masuk sekitar 40 meter. Ceceran kembang ilalang itu berhenti disini. Rasanya mustahil kalau perempuan itu masuk lebih dalam hutan berawa itu, karena rerumputan air disekitar itu tidak nampak tersibak habis dilalui seseorang. Rumput kerisan itu banyak mengiris tanganku. Dari arah jembatan seseorang memanggil " Pak guru........Pak guru dimana.....????" Rupanya orang itu tahu kalau aku ada disekitar sini karena sepatu, tas kerja dan beberapa buku aku letakkan di jembatan. Tapi aku tak bisa melihat siapa orang itu karena tertutup semak belukar.Saya segera berbalik karena tidak menjumpai siapapun disitu, nampaknya kekhawatiran saya tidak beralasan. Saat berbalik itulah aku melihat sesuatu di dasar air, Air rawa yang jernih itu menampakkan semua isi dasarnya. Aku memungut benda itu dengan berdebar-debar lalu memanggil orang di jembatan untuk mendekat.
Dari suara kerosak dan kecipak air yang dilaluinya saya bisa orang ini jelas berlari ke arahku. Ternyata Iyan, dia nampak kaget bukan alang kepalang melihat benda yang baru kuambil dari dasar rawa."Bapak sedang apa disini....?????" Mendengar pertanyaan penuh selidik itu aku menjadi lebih waspada. Golok yang tadi masih di dalam sarungnya, kini ku hunus dengan gerakan yang tidak terlalu mencurigakan. Aku yakin ada yang disembunyikan Iyan. Aku merasa tegang dan berdebar kencang melihat sikap Iyan yang menenteng parang panjang dengan gelisah dan matanya menyiratkan tidak senang dengan kehadiranku disitu. Walau tetap waspada aku tidak melihat langsung ke mata Iyan, karena pemuda stres ini bisa saja melakukan hal konyol karena sebab yang tidak kuketahui. Aku cukup pandai menakar orang.
Malam itu dibantu penerangan lampu strongkeng (petromak), warga desa menyisir rawa sejak siang tadi. Dua orang polisi dari kabupaten datang memberi pengarahan. Temuanku tadi pagi menggemparkan desa. Sebuah tengkorak manusia......Dari dasar rawa itu ditemukan bagian lain dari kerangkan tubuh, perhiasan emas dan dua potong baju yang terbalut lumpur.Belum diketahui secara pasti siapa dan mengapa orang ini bisa mati dirawa ini.Kulihat Iyan dari tadi hanya duduk di jembatan, tidak beringsut sejak siang, diam.....---------///////-------------------- Saat tetangga kami punya hajat sunatan, aku datang bantu-bantu di situ. Percakapan tentang tentang penemuan kerangka manusia kemarin masih hangat dibicarakan, kini kerangka itu ada di puskesmas menungggu hasil pemeriksaan polisi.Sedang duduk minum kopi dan asik ngobrol aku mendengar sebuah lagu dari tape recorder, ada yang menggelitik rasa penasaranku.Dengan mengajak dua orang kenalan aku mencari darimana suara tape recorder itu terdengar. Dijalur gang ini hanya ada enam rumah yang terisi, lainya kosong karena penghuninya kabur tidak kerasan, desa transmigrasi ini nyaris mati, gelap tanpa listrik dan hiburan disana hanya radio tape recorder. Seorang teman mengetuk pintu dan memanggil pemilik rumah, ternyata orang tua malang itu tinggal disini. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengannya dan mendengar cerita tentang anak gadisnya."Mari masuk pak guru...... ketemu lagi disini" Kami ngobrol akrab dengan hidangan ala kadarnya."Ngomong-ngomong ada perlu atau hanya mampir ini, pak guru..?"Saya ragu mau menjawab dan menyampaikan niatku. Mataku hanya terpaku pada tape recorder yang masih memutar koleksi lagu itu. Setrum aki yang lemah menyebabkan suara lagu itu terdengar agak ganjil. "Dulu anak kami senang mendengar lagunya Koes Plus. Dia kadang memutar lagu itu berulang-ulang, berjam-jam" Ibu malang itu menuturkan, seakan tahu rasa penasaranku.Dengan memberanikan diri aku bertanya langsung pada suami istri itu " Apakah anak gadis bapak senang mengumpulkan kembang ilalang dan merangkainya dengan bunga semak lain?"Mereka nampak terkejut dan bapak malang itu mematikan tape recorder, segera saja suasana senyap menyergap. Semua mata tertuju kearah saya dengan tanda tanya. Kulihat istrinya mengangguk lemah..........
Bagaimana pak guru isa tahu? Apakah pak gur bertemu dengan anak kami? Dimana?????"Aku bingung memberi jawaban, karena ini bukanlah hal yang mudah untuk dijelaskan. Bapak itu ditenangkan oleh istrinya."Saya tidak Yakin pak....... Tapi apakah bapak punya fotonya, mungkin saya bisa mengenalinya." Kataku.Setengah berlari orang tua itu mengambil sebuah foto dalam figura besar. Aku terduduk lemas saat melihat foto itu, bulu kudukku meremang. Betul sekali....wajah itu pernah kulihat. Wajah yang cantik tapi menerbitkan iba dan belas kasihan. "Kini saya yakin bahwa anak gadis bapak sudah saya temukan. Sayalah yang menemukannya" Malam itu juga kami berangkat ke puskesmas bersama beberapa orang. Ke dua orang tua itu terisak-isak sepanjang jalan. Dan keyakinan saya terbukti, setelah melihat dengan jelas pakaian dan perhiasan yang ditemukan. Baju merah, rok hitam dan gelang emas berliontin 'love', tanda pertunangan dari Iyan untuk kekasihnya. Semua dipastikan oleh orang tua malang itu. Kerangka yang pagi tad ku temukan adalah anak gadisnya.Prosesi pemakaman berjalan haru esok paginya. Esok paginya Iyan ditangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan, gadis yang trauma pada lelaki itu menolak menikah dengan Iyan dan memilih menyendiri di ladang. Lelah sudah Iyan membujuknya, akhirnya Iyan mengayunkan kayu sebesar betis kekepalanya. "Saya tahu calon mempelai saya itu amat menderita, saya sudah akhiri penderitaannya..."--------------//////-------------------- Beberapa minggu berlalu, siang itu aku beranjak dari kursi kelas dan berniat pulang. Langit tampak mendung gelap. Murid kupulangkan lebih awal sebelum hujan semakin deras. Kuambil sepedaku yang terparkir di samping kantor. Didalam keranjangnya ada seikat kembang ilalang yang dirangkai indah dengan bunga semak lain. Tampaknya ini ucapan terimakasih.Aku mengayuh sepeda dengan tergesa dan tunggang-langgang saat melintasi gubuk kosong itu. Sampai dirumah orang tua Gadis sudah menungguku "Ada yang ingin saya tanyakan pada pak guru... Bagaimana pak guru bisa yakin kalau kerangka itu adalah anak saya???"Aku tidak menjawab pertanyaan itu, tapi hanya menyerahkan rangkaian bunga ilalang yang tadi kubawa. Dua orang tua itu pergi membawa tangisnya, rangkaian bunga itu seperti pengobat rindu. Nampaknya mereka berdua sepakat untuk menyerahkan hidupnya pada ilalang. Dari satu padang ke padang lain. Anginya dingin meniup. Ke dua orang itu tak pernah terdengar lagi. (tamat)
Daerah ini terbilang rata dengan bebukitan yang tidak terlalu tinggi dan hutan berawa disebelah utara, kata orang hutan sarang jin. Sistem nomaden menyisakan puluhan ribu hektar padang ilalang, bila ada pohon tinggi biasanya adalah pohon pauh, sejenis pohon mangga yang kecil buahnya. Padang ilalang itu bisa setinggi dada, bila musim kemarau kadang terbakar hebat, ribuan hektar dilanun api, mengerikan.
Secara keseluruhan padang ilalang mencerminkan kemiskinan dan identik dengan duka nestapa, hampir tidak ada cerita bahagia didalam semak belukar itu. Gubuk peladang nomad yang sudah kosong banyak terdapat disana, beratap ilalang dan dibuat ala kadarnya sekedar tempat berteduh. Digubuk itu tertumpah uraian keringat dan air mata, bila telah ditinggal gubuk itu makin kental dengan kesan penderitaan.
Dua bulan lalu aku datang kesini membawa harapan akan kehidupan baru, mengajar di sebuah sekolah terpencil, enam lokal tiga guru, satu guru sakit-sakitan, satunya lagi amat tidak disiplin, praktis aku sendirian. Celakanya lagi sekolah itu jauh dari rumahku,Lain desa pula, hampir empat kilo, melewati jalan yang amat licin pada musim hujan, membawa sepeda justru menambah sengsara karena tanah lengket di rodanya.
Pagi ini cuaca amat dingin karena hujan semalaman, dengan menghela nafas aku memilih jalan kaki saja. berjalan kaki sendiri menyusuri jalan sempit, ini adalah jalan tercepat untuk sampai di sekolah, melalui jalan pintasyang diapit padang ilalang. Di perbatasan desa sebelah utara ada jembatan panjang membelah rawa-rawa, warga 2 membuat 'jerambah' itu khusus untuk para guru karena merasa iba melihat guru melintasi rawa tiap hari, lebarnya hanya 60 cm tapi panjangnya hampir seratus meter.
Saat melintasi jerambah itu sesayup sampai aku mendengar seseorang bersenandung. itu lagunya Koes Plus "Kulihat pelangi....dipagi hari..."
hatiku merasa senang karena ada manusia lain dijalan sepi ini. Nampaknya senandung itu berasal dari gubuk kosong di ujung rawa-rawa. Benar saja disitu kudapati seorang perempuan sedang ham-hem tanpa melafalkan lagunya. Dia nampak asik mengumpulkan kembang ilalang dan mengikatnya seperti karangan bunga, di padu padan dengan bunga semak lain.
Perempuan itu mengenakan baju merah dan rok hitam, rambutnya panjang sepinggang, dari sisi samping aku dapat melihat betapa moleknya perempuan ini, gelang emas yang cukup besar ada ditangan kirinya.
Nampaknya perempuan ini tidak menyadari kehadiranku, namun begitu dia tidak terkejut saat aku menyapanya. Dari jarak lima meter aku bisa melihat dengan jelas kecantikannya, kulitnya kuning langsat. Hanya ada yang berbeda dengan wajahnya, tidak sama dengan orang cantik kebanyakan, walau demikian cantik wajah itu menerbitkan iba dan belas kasih.
Dia memang berhenti bersenandung tapi sama sekali tidak menjawab sapaanku. Aku jadi merasa tak enak hati dan memilih segera berlalu dari situ, lagian aku sudah kesiangan.
---------///////------------------
Bulan-bulan berikutnya aku sudah bisa menikmati gerak hidup desa itu, disela waktu mengajar aku bercocok tanam, menabur padi dan menanam sayuran.
Pada awal Desember, hujan turun hampir setiap hari. Dan kami paa peladang memilih berteduh di gubuk. Biasanya tetangga ladang ikut berkumpul lima atau enam orang. Tidak ada kegiatan lain selain ngobrol kesana-kemari, menceritakan susah senangnya berladang.
Salah satu peladang menceritakan tentang anak gadisnya yang dulu diperkosa beramai-ramai dalam semak belukar. Sampai kini pemerkosanya tidak tertangkap. Gadis itu menanggung beban batin yang berat dan memilih tinggal di ladang, jauh dari desa, tidak mau pulang, tidak lagi mau bergaul. Berpindah dari padang satu kepadang lain mengikuti orang tuanya.
Orang tua malang itu amat mengerti hancur hati anak gadisnya tapi apa daya. Anak gadis semata wayang itu tidak mau lagi mengenal manusia. Diam seribu bahasa.
Cerita pedih itu hilang dari percakapan, tapi kembali ramai saat orang tua gadis menyatakan bahwa anaknya hilang di ladang. Banyak dugaan tentang hilangnya gadis itu, bisa jadi di terkam binatang buas atau mati terbakar saat terjadi kebakaran padang ilalang yang hebat waktu itu. Sebagian lain lagi mengatakan kalau gadis itu masih hidup.
Orang tua malang itu pasrah, empat tahun anaknya hilang entah kemana rimbanya.
Bahkan perjaka yang dulu menjadi calon suaminya menjadi depresi berat dan mulai kurang waras. Nama pemuda itu Iyan. Saat cerita pilu ini dituturkan sang ayah, Iyan memilih keluar dari gubuk karena nestapa itu tak ingin didengarnya lagi.
"Anak saya itu cantik dan baik hati, banyak pemuda desa merasa iri saat Iyan ditunangkan dengannya. Mungkin karena itulah ada beberapa orang yang tega menodainya" Sang ayah menutup cerita itu dengan titik air mata, "saya beharap dia ditemukan"
Didepan sekolah kami ada pohon akasia yang besar, cukup teduh memang, tapi sayangnya pohon itu dijadikan sarang semut krenggo atau angkrang. Hari itu aku berniat memangkas beberapa cabangnya. Sengaja dari rumah aku membawa golok dan berangkat mengenakan mante karena gerimis.Saat sampai di jembatan (jeramba) aku melihat seikat kembang ilalang tergeletak di tanah dan sebagian lagi berceceran di jerambah. Di pertengahan jembatan ceceran kembang ilalang itu nampak berbelok ke kiri, terapung di air rawa.Spontan aku teringat perempuan cantik yang beberapa waktu lalu aku jumpai sedang mengumpulkan kembang ilalang dan merangkainya. Melihat dari ceceran kembang ilalang itu aku bisa memastkan bila perampuan itu berjalan menuju ke dalam hutan berawa yang banyak ditumbui pohon mahang dan pulai. Airnya setinggi betis. Insting ku merasakan ada yang tidak beres, Aku khawatir terjadi apa-apa pada perempuan itu.Dan dengan menggenggam hulu golok aku turun kerawa menyusuri ceceran bunga ilalang. Tengak-tengok tidak ada orang, padahal aku sudah masuk sekitar 40 meter. Ceceran kembang ilalang itu berhenti disini. Rasanya mustahil kalau perempuan itu masuk lebih dalam hutan berawa itu, karena rerumputan air disekitar itu tidak nampak tersibak habis dilalui seseorang. Rumput kerisan itu banyak mengiris tanganku. Dari arah jembatan seseorang memanggil " Pak guru........Pak guru dimana.....????" Rupanya orang itu tahu kalau aku ada disekitar sini karena sepatu, tas kerja dan beberapa buku aku letakkan di jembatan. Tapi aku tak bisa melihat siapa orang itu karena tertutup semak belukar.Saya segera berbalik karena tidak menjumpai siapapun disitu, nampaknya kekhawatiran saya tidak beralasan. Saat berbalik itulah aku melihat sesuatu di dasar air, Air rawa yang jernih itu menampakkan semua isi dasarnya. Aku memungut benda itu dengan berdebar-debar lalu memanggil orang di jembatan untuk mendekat.
Dari suara kerosak dan kecipak air yang dilaluinya saya bisa orang ini jelas berlari ke arahku. Ternyata Iyan, dia nampak kaget bukan alang kepalang melihat benda yang baru kuambil dari dasar rawa."Bapak sedang apa disini....?????" Mendengar pertanyaan penuh selidik itu aku menjadi lebih waspada. Golok yang tadi masih di dalam sarungnya, kini ku hunus dengan gerakan yang tidak terlalu mencurigakan. Aku yakin ada yang disembunyikan Iyan. Aku merasa tegang dan berdebar kencang melihat sikap Iyan yang menenteng parang panjang dengan gelisah dan matanya menyiratkan tidak senang dengan kehadiranku disitu. Walau tetap waspada aku tidak melihat langsung ke mata Iyan, karena pemuda stres ini bisa saja melakukan hal konyol karena sebab yang tidak kuketahui. Aku cukup pandai menakar orang.
Malam itu dibantu penerangan lampu strongkeng (petromak), warga desa menyisir rawa sejak siang tadi. Dua orang polisi dari kabupaten datang memberi pengarahan. Temuanku tadi pagi menggemparkan desa. Sebuah tengkorak manusia......Dari dasar rawa itu ditemukan bagian lain dari kerangkan tubuh, perhiasan emas dan dua potong baju yang terbalut lumpur.Belum diketahui secara pasti siapa dan mengapa orang ini bisa mati dirawa ini.Kulihat Iyan dari tadi hanya duduk di jembatan, tidak beringsut sejak siang, diam.....---------///////-------------------- Saat tetangga kami punya hajat sunatan, aku datang bantu-bantu di situ. Percakapan tentang tentang penemuan kerangka manusia kemarin masih hangat dibicarakan, kini kerangka itu ada di puskesmas menungggu hasil pemeriksaan polisi.Sedang duduk minum kopi dan asik ngobrol aku mendengar sebuah lagu dari tape recorder, ada yang menggelitik rasa penasaranku.Dengan mengajak dua orang kenalan aku mencari darimana suara tape recorder itu terdengar. Dijalur gang ini hanya ada enam rumah yang terisi, lainya kosong karena penghuninya kabur tidak kerasan, desa transmigrasi ini nyaris mati, gelap tanpa listrik dan hiburan disana hanya radio tape recorder. Seorang teman mengetuk pintu dan memanggil pemilik rumah, ternyata orang tua malang itu tinggal disini. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengannya dan mendengar cerita tentang anak gadisnya."Mari masuk pak guru...... ketemu lagi disini" Kami ngobrol akrab dengan hidangan ala kadarnya."Ngomong-ngomong ada perlu atau hanya mampir ini, pak guru..?"Saya ragu mau menjawab dan menyampaikan niatku. Mataku hanya terpaku pada tape recorder yang masih memutar koleksi lagu itu. Setrum aki yang lemah menyebabkan suara lagu itu terdengar agak ganjil. "Dulu anak kami senang mendengar lagunya Koes Plus. Dia kadang memutar lagu itu berulang-ulang, berjam-jam" Ibu malang itu menuturkan, seakan tahu rasa penasaranku.Dengan memberanikan diri aku bertanya langsung pada suami istri itu " Apakah anak gadis bapak senang mengumpulkan kembang ilalang dan merangkainya dengan bunga semak lain?"Mereka nampak terkejut dan bapak malang itu mematikan tape recorder, segera saja suasana senyap menyergap. Semua mata tertuju kearah saya dengan tanda tanya. Kulihat istrinya mengangguk lemah..........
Bagaimana pak guru isa tahu? Apakah pak gur bertemu dengan anak kami? Dimana?????"Aku bingung memberi jawaban, karena ini bukanlah hal yang mudah untuk dijelaskan. Bapak itu ditenangkan oleh istrinya."Saya tidak Yakin pak....... Tapi apakah bapak punya fotonya, mungkin saya bisa mengenalinya." Kataku.Setengah berlari orang tua itu mengambil sebuah foto dalam figura besar. Aku terduduk lemas saat melihat foto itu, bulu kudukku meremang. Betul sekali....wajah itu pernah kulihat. Wajah yang cantik tapi menerbitkan iba dan belas kasihan. "Kini saya yakin bahwa anak gadis bapak sudah saya temukan. Sayalah yang menemukannya" Malam itu juga kami berangkat ke puskesmas bersama beberapa orang. Ke dua orang tua itu terisak-isak sepanjang jalan. Dan keyakinan saya terbukti, setelah melihat dengan jelas pakaian dan perhiasan yang ditemukan. Baju merah, rok hitam dan gelang emas berliontin 'love', tanda pertunangan dari Iyan untuk kekasihnya. Semua dipastikan oleh orang tua malang itu. Kerangka yang pagi tad ku temukan adalah anak gadisnya.Prosesi pemakaman berjalan haru esok paginya. Esok paginya Iyan ditangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan, gadis yang trauma pada lelaki itu menolak menikah dengan Iyan dan memilih menyendiri di ladang. Lelah sudah Iyan membujuknya, akhirnya Iyan mengayunkan kayu sebesar betis kekepalanya. "Saya tahu calon mempelai saya itu amat menderita, saya sudah akhiri penderitaannya..."--------------//////-------------------- Beberapa minggu berlalu, siang itu aku beranjak dari kursi kelas dan berniat pulang. Langit tampak mendung gelap. Murid kupulangkan lebih awal sebelum hujan semakin deras. Kuambil sepedaku yang terparkir di samping kantor. Didalam keranjangnya ada seikat kembang ilalang yang dirangkai indah dengan bunga semak lain. Tampaknya ini ucapan terimakasih.Aku mengayuh sepeda dengan tergesa dan tunggang-langgang saat melintasi gubuk kosong itu. Sampai dirumah orang tua Gadis sudah menungguku "Ada yang ingin saya tanyakan pada pak guru... Bagaimana pak guru bisa yakin kalau kerangka itu adalah anak saya???"Aku tidak menjawab pertanyaan itu, tapi hanya menyerahkan rangkaian bunga ilalang yang tadi kubawa. Dua orang tua itu pergi membawa tangisnya, rangkaian bunga itu seperti pengobat rindu. Nampaknya mereka berdua sepakat untuk menyerahkan hidupnya pada ilalang. Dari satu padang ke padang lain. Anginya dingin meniup. Ke dua orang itu tak pernah terdengar lagi. (tamat)
Tukang Dayung
Seusai memenangkan perang , kaisar Romawi dan panglima perangnya turun dari armada kapal perangnya untuk beristirahat. Tak ketinggalan para awak kapalnya, termasuk tukang dayungnya juga turun ke darat untuk merayakan kemenangan plus isrirahat.Segera para prajurit mau pun anak buah kapal mempersiapkan tenda untuk sang kaisar dan panglima perangnya.Sore hari saat sang kaisar berisrahat di bawah pohon rindang, datanglah seorang tukang dayung menghadap.Setelah berbasa-basi sebentar, tukang dayung pun menyampaikan maksud dan tujuan menghadap sang kaisar."Baginda, saya ingin jadi panglima. Saya sudah bosan jadi tukang dayung."kata tukang dayung."Kenapa?"tanya sang kaisar"Kerjanya cuma memerintah melulu. Tunjuk sana tunjuk sini. Kalau tak kebenaran marah-marah. Saya tukang dayung selalu mengeluarkan tenaga dan keringat. Dan yang dapat penghargaan tak lain tak bukan ya panglima tersebut. Saya iri dan ingin jadi seperti dia.""Baik, coba kamu lihat di balik pohon itu ada apa!"perintah sang kaisar.Tukang dayung pun pergi untuk memenuhi perintah sang kaisar. Tak lama kemudian dia sudah balik lagi menghadap baginda."Di balik pohon ada ayam, baginda!"kata tukang dayung.Kemudian sang kaisar menyuruh panglima yang selalu ada di dekat sang baginda, untuk melihat apa yang ada di balik pohon itu juga.Hanya sebentar panglima menengok ke balik pohon dan segera menhadap kaisar lagi."Dibalik pohon ada ayam betina warna hitam dengan lima anaknya, tiga ekor kuning warnanya dan yang dua ekor lagi hitam campur putih."jawab sang panglima mantap dan yakin.Sang kaisar melirik si tukang dayung yang menunduk malu."Tahu kamu perbedaan antara tukang dayung dan panglima? Sang panglima sekali lihat, sudah bisa menceritakan semuanya."kata sang kaisar."Apakah panglima bisa memenagkan peperangan tanpa bantuan tukang dayung dsn para prajurit lainnya ?"tanya sang kaisar lagi."Tidak bisa sang baginda !" jawab si tukang dayung."Setiap anggota kapal armada punya andil dalam memenangkan peperangan. Tanpa kamu tukang dayung, panglima tak bisa menang dalam perang. Jadi kamu tak usah iri dengan tugas orang lain. Karena mereka masing-masing punya sumbang sih dalam peperangan.Tukang dayung merasa lega dan tak ingin lagi jadi panglima. Dia sudah bangga jadi tukang dayung. Karena ia pun juga punya andil dalam memenangkan peperangan.. Dia pun segera pamit pada sang kaisar dan berjalan ke baraknya dengan gagahnya.Sekian
Sunday, November 21, 2010
Kerbau Dan Kambing
Kerbau dan Kambing
Aesop
Kerbau dan KambingSeekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."
Aesop
Kerbau dan KambingSeekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."
Saturday, November 20, 2010
Cerpen Catatan Harian Saya
hmm.... kira-kira harus darimana saya memulai cerita saya..hingga saat cerita ini saya tuturkan, saya masih belum yakin apakah cerita ini sudah pantas diceritakan dalam urutan sebab dan akibat dari sebuah rangkaian peristiwa atau hanya rangkaian kecil dari rentetan pristiwa yang masih mungkin terjadi - yang mungkin dapat lebih menakutkan - atau mungkin sebaliknya... saya masih belum tahu...Seperti yang dapat anda lihat, saya adalah laki-laki yang yang tidak terlalu perduli dengan penampilan saya dan mungkin anda juga akan berpikir bahwa saya juga bukanlah tipe orang suka mendengarkan apa yang orang pikirkan tentang diri saya. Walau demikian..., tetap merupakan sesuatu yang sulit bagi saya untuk menceritakan kepada publik tentang salah satu rahasia kehidupan pribadi sayaKejadian ini berawal kira-kira 5 tahun lalu. untuk lebih mudahnya, saya akan paparkan beberapa tulisan yang saya ambil langsung dari catatan harian saya (catatan harian yang saya simpan dalam file komputer
===================================================
2005
Catatan 23 April 2005
Hari ini turun hujan. Cuaca dingin??? Gw gak perduli... pokoknya tadi pagi gw berhasil berangkat ke kampus!! Harapan gua buat ketemu lagi ama dia di perpustakaan utama tiap sabtu sore.. ternyata gagal total !!! SIAAAAL Tapi eitssss .. gw ada berita baru. Tadi sore pas mau pulang, gua ketemu temennya. Katanya Rahma nitip salam ama gua !!!! WHAAAAT!!! gila man!! HAHAHAHAHAHAHHA pokonya susah deh nulis perasaan gua sakarang. Btw, hari ini gua juga udah liat kontrakan yang rencananya mau gua jadiin kantor (kantor apa kek). Tempatnya seh payah.. tapi mau gimana lagi...
Catatan 1 Juni 2005
Udah lumayan lama gua gak nulis catatan harian. Banyak kejadian sejak tulisan terakhir gua. Makanya gua ringkas aja bagian yang penting biar besok-besok masih inget.tanggal 10 Mei, kantor secara resmi udah bisa gw pake. Tapi sampe sekarang kebayakan gw pake cuma buat meditasi alias bengong-bengong ria, karena gak ada yang bisa gua kerjain. Hehehe,biar aja deh… toh gratis ini, daripada gak kepake ama om gua.tanggal 21 Mei, gua wisuda. No commenttanggal 29 Mei, Hari ulang tahun Rahma (termasuk hari penting yang perlu gua tulis, takutnya besok-besok lupa). Tapi gua belum ketemu lagi ama dia sampe sekarang. Kira-kira gimana ya kabarnya ???)NB; Tentang kantor, emang seh rasanya nyaman walau gua sendirian di kantor… tapi rasanya kok ada yang aneh ya?? Fiuh…. Bodo amet deh. Yang menting kantor gw sendiri
===================================================
2007
Catatan 29 Mei 2007
Tentang dunia usaha gua saat ini… gak bisa gua bilang maju. Tapi pastinya gua masih bertahan … Buat gua itu yang terpenting saat sekarang sekurang-kurangnya sampe 4 tahun ke depan….Hari ini pas gua baca-baca lagi catatan harian gua.. ternyata 29 Mei hari ulang tahun Rahma. Hahaha… udah lama juga gua gak nulis catatan tentang cerita cinta gua. Sejak konsentrasi gua terpusat ke usaha gua, sebagian besar catatan isinya cuma tentang cerita kerjaan dan kerjaan melulu. Maka khusus buat hari ini, tema catatan gua adalah tentang cerita cinta. HahahahaOkeh… tentang cerita cinta,… hmmmmmm….. Cinta….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. hahaha ternyata gw gak punya cerita yang bisa gua jadiin bahan cerita :))Well.. gua rasa itu doang yang tepenting buat gua tulis saat ini. Yang penting hari ini, satu tahun yang lalu, gua pernah sangat menghargai tanggal 29 mei.
Catatan 30 Mei 2007
WOW !!!! (DI TULIS PAKE HURUF BESAR YANG BENER-BENER BESAR)Tebak apa yang terjadi hari ini…. Hari ini gua ketemu ama Rahma. Tiba-tiba aja dia muncul di kantor gua, mau ngajuin lamaran kerjaan….. HAHAHAHAHAHA. gua sih ngakunya cuma karyawan yang gak punya wewenang buat ngambil kebijakan (untungnya pas tadi siang, gw lagi sendirian di kantor). Akhirnya gua ngobrol ngarol ngidul gak jelas ama dia sampe sore, mulai dari kegiatan sekarang, ngapain aja setelah lulus kuliah, masa-masa waktu kuliah dulu (bagian ini yang paling lama) Dan ajaibnya gua ama dia sama-sama inget setiap detail kejadian jaman dulu waktu sering bareng. Bahkan sampe judul buku yang pernah bikin gua berdua hampir berantem waktu diskusi – sampe jam-jam waktu gua berdua ‘kemungkinan besar’ bakal berpapasan di jalan, dia juga masih inget!!!! gua jadi malu, soalnya yang gua inget cuma sabtu siang di perpustakaan utama sama waktu setelah shalat jum’at di masjid kampus; adalah waktu yang paling sering gua jadiin patokan buat bisa ngobrol berdua ama Rahma. Di poin ini gw malah hampir berdebat, masa sih jam makan siang di warung makan, dia itung juga sebagai waktu ketemuan? Padahal khan dia makan rame-rame ama temennya… gua juga ama temen-temen gua… jadi menurut gua gak bisa di anggap ‘meeting point”(dalam bahasa gua hehehe). What the hell……., intinya sih bisa di bilang ternyata gua lebih sedikit inget tentang dia di banding sebaliknya. Tapi biarlah, toh gua anggap wajar, coz gua sendiri kagak terlalu percaya ama memori gua yang emang agak sedikit lemot :)Terus, pas dia nitipin amplop lamaran kerjanya ke gua and minta tolong di bantu biar bisa di terima kerja….. AAAARRRRGH, susah gua buat jelasin rasanya perasaan gua. MASA IYA GUA BAKALAN NOLAK RAHMA JADI KARYAWAN DI PERUSAHAAN GUA ??? GAK MUNGKIN BANGET !!!! KESEMPATAN EMAS BUAT SELALU ADA DEKAT AMA DIA !!!!! (hehehe…. Nanti kalo Rahma di panggil buat interview, mendingan langsung gua kasih tawaran mau jadi karyawan gua atau jadi istri gua?? Hahahaha kok gua bisa langsung mikir kayak gini ya??)Gua jadi inget lagi memori waktu sering ketemu Rahma di kampus. Gua sering ngobrol bareng, sering pulang naik angkot bareng, senyum-senyum gak jelas kalo gak sengaja berpapasan di jalan…. Pokoknya seru deh buat di kenang. Sialnya, setelah berulang-ulang gua periksa catatan harian gua, ternyata gak ada satupun yang nyebutin tanggal pertama pas gua mulai akrab ama dia. Mungkin setelah perpusakaan utama di pugar…. Gw rasa di situ awalnya gua akrab ama dia. Berarti tahun terakhir gua kuliah. Hmmmm…. Kalo mau mundur lagi, (sekedar buat catatan kalo-kalo gua lupa suatu hari nanti), sebenernya gua kenal Rahma sejak hari pertama gua masuk kuliah. Waktu itu masa perkenalan almamater… semua mahasiswa baru dari semua fakultas di gabung jadi satu. Waktu itu dia belum pake jilbab….. tampangnya juga kurus pucat. Bukan tipe yang cantik…, tapi tetep aja dari awal emang rasanya ada yang beda tentang dia (buktinya pas sekarang gua nulis catatan ini, gw masih inget tampangnya waktu pertama kali ketemu… hehehehe), makanya setelah selang waktu 3 tahun kuliah gua gak pernah ketemu lagi ama dia …………………. Dan waktu pertama kali ketemu lagi di perpustakaan utama, gua langsung inget namanya!!! AJAIB khan???? Ajaib laaah - Terutama buat gua yang selalu lupa nama orang (hmmm….. gw jadi inget sensasi ngobrol pertama kali di perpustakaan ama dia ------- )Tapi kalo gua inget sekarang, kenyataannya gua baru punya nomor telepon plus alamat rumahnya setelah satu tahun lulus kuliah. Gua juga kagak pernah punya fotonya… padahal gua inget banget kalo gua sempet foto bareng berdua pas wisuda. Tapi fotonya kebakar separoh, jadi yang ada cuma gua doang… hehehe Sekarang pas gua nulis diary ini, gua lagi ngeliat fotonya Rahma dari berkas lamarannya. Hehehehe. (wajar dong kalo berkasnya gua bawa pulang… dokumen ini khan udah gua anggap lebih berharga daripada akta notaris, SIUP NPWP dan semua dokumen yang terkait ama perusahaan gua….. jadi harus bener-bener di tempat yang aman, alias di tengan fua sendiri. hahahaha)Aneh juga ya jalan takdir ????Padahal baru kemaren gua nulis gw gak punya cerita cinta dan cuma cerita kerjaan doang. Tapi sekarang…. Busyet.. panjang banget tulisannya… kayak lagi curhat. Hahahaha. Yah, well sekali-kali bolehlah ada cerita cinta… biar isi diary gw gak ngebosenin.
Catatan harian 7 Juni 2007
Hari jum’at ini bener-bener gak seru. BeTe. Kerjaan berantakan semua. Banyak komplain dari klien. Cash flow juga tersendat gara-gara pengembalian modal yang telat dari jadwal. Gak banyak yang bisa gua perbuat selain menunggu progres minggu depan.Aaaaargh… Marah!? Mau marah ama siapa? Tetep aja satu-satunya orang yang harus bertanggungjawab buat semua keruwetan ini adalah GUA SENDIRI !!! DAMN YOU. SABAR dan tetap konsentrasi. Itu aja intinya…NB: besok Rahma gua panggil bwat interview. Seenggak-enggaknya besok ada satu kejadian yang menarik buat gua tunggu :)
Catatan harian 8 Juni 2007
Hari ini gak seperti yang gua harapkan. Tarnyata dari pagi gua harus udah berangkat ke Bogor buat ngurusin kerjaan. Jadinya acara interview ama semua calon yang ngelamar kerja, di urus pegawai gua. Dari sms Rahma ke gua sih, katanya dia dateng ke acara interview dan nunggu keputusannya hari kamis depan. Hmmm… Kalo aja dia tau, harusnya kalo gua yang interview dia…. Pertanyaan yang muncul ke dia kira-kira begini……….. “Rahma, kamu ngelamar di perusahaan ini untuk jadi staff admin khan? Gimana kalo saya tawarin kamu jabatan sekretaris direktur? (coz… direkturnya khan gua. hahahaha)”Atau pertanyaan yang lebih ekstrim lagi…… “Rahma, gimana kalo saya tawarin kamu jabatan sebagai istri owner perusahaan dengan wewenang penuh ngelola perusahaan ini? Kamu mau gak???” Hahaha gila!!!! Sayangnya semua cuma dalam hayalan gua. Coz sepanjang gua kenal diri gua, gak mungkin juga gua berani bicara kayak gitu ke wanita yang gua suka. Udah bisa ngomong ai lof yu aja udah untung……Aniwei, besok senin gua harus nulis memo biar Rahma di terima kerja secepat mungkin :)NB: Hari ini cerita dunia kerja gua sebenernya lumayan banyak. Tapi gua simpen buat besok aja deh. Lagi males nulis catatan yang berhubungan ama kerjaan. Sementara gua nulis catatan ini, gua lagi main smsan ama Rahma, isinya… rahasia doooong hahahaha
Catatan harian 21 Juni 2007
Ternyata sampe tadi siang batas terakhir yang gua kasih buat ke kantor, Rahma gak pernah dateng. Sms gua sebelumnya juga gak pernah di bales.Baru tadi sore, tiba-tiba dia nelpon ke kantor gua. Katanya dia gak bisa kerja di tempat gua. Waktu gua tanya alasannya, dia gak mau ngasih jawaban.Jelas aja gua kecewa. Marah. Tapi mau gimana lagi… gua gak punya hak buat maksa dia. Lagian, kalo gua pikir ulang, mungkin ada baiknya juga kalo dia gak kerja di kontor gua. Dari sisi profesional, pastinya bakal muncul efek negatif. (beberapa udah kebayang ama gua sejak seminggu lalu). Oh well… Walau rancana pertama gagal, bukan berarti gua putus harapan khan buat ngedapetin dia. Walau jalannya mungkin agak tambah panjang. Fiuh…
Catatan harian 19 Juli 2007
Happy B’Day to my self. Tentu saja, gua harus ngucapin selamat ulang tahun buat diri gua sendiri, coz emang gak banyak orang yang inget hari ulang tahun gua. Terus, daftar orang-orang istimewa yang inget ultah gua, yang pasti keluarga gua (walaupun nyokap ingetnya setelah ade gua bilang, “ma… jangan lupa ulang tahun abang hari ini” (gua sempet denger sambil pura-pura tidur. hahahah). Terus dari jajaran karyawan hampir semuanya inget, yah wajarlah kalo mereka inget. AWAS AJA KALO KAGAK!!! (Hahahaha lagi..)Dari rekanan usaha ama klien kerja, GAK ADA. (ya iyalah… masa bapak-bapak masih pada mau ngurusin ulang tahun)Dari jajaran temen, ada sih beberapa…… tapi yang tepenting dari Rahma dong. Tengah malem pas jam 00.00, via telepon. 2 jam lebih gua ngobrol….. sampe sms en telpon lain yang masuk kagak gua perduliin. Hihihihi…. Gua bahkan gak terlalu inget lagi apa aja yang gua obrolin semaleman. Tapi gua rasa dia juga gak perduli…. Yang menting ngobrol. (Hwaaaah…. Emang bener kata orang, kalo waktu terasa cepet banget berlalu saat bersama pujaan hati)Tapi kenapa gua gak nembak Rahma aja yah? Padahal gua rasa dia juga ‘mungkin’ gak terlalu banyak mikir buat nerima gua jadi cowo’nya. Toh dia sekarang juga kagak punya pacar. (dan setau gua emang Rahma belum pernah pacaran lagi sejak mulai pake jilbab)Ahhh… iya. Gua jadi inget lagi perdebatan ama Rahma kemaren di telpon. Tentang pacaran…. Dan lucunya kemaren justru gua yang paling keras menentang prinsip-prinsip pacaran !!! DAMN. Harusnya kemaren gua gak usah terlalu keras bertahan ama idealisme gua. Oh wellll.. whatever… walaupun statusnya bukan pacaran, dan nyaris cuma komunikasi lewat telepon (setiap 2 jam sekali setiap hari wow…). Toh, gua tau kalo gua cowo yang paling deket ama dia saat ini, bisa sama-sama terbuka dan jujur tentang keadaan masing-masing. Bahkan kadang-kadang gw udah ‘boleh’ protes kalo telepon gua gak di angkat (Seringnya sih Rahma yang protes ke gua kalo teleponnya gua cuekin gara-gara sibuk, tapi bwat ukuran cowo, gua rasa gua juga ‘termasuk sering’ protes gara-gara masalah kayak gini) ; Bahkan dalam satu bulan terakhir, hampir tiap tengah malem gua ngabisin waktu nelepon dia gara-gara paket hemat dari simpati. Hahaha NB; setelah gua perhatiin, beberapa bulan terakhir ini kok catatan harian gua kok banyak berubah ya? Udah mulai jarang gua temuin tulisan tentang jadwal kerja or rencana program kerja yang biasanya muncul di otak gua. Hmmm… mungkin ada baiknya kalo gua mulai batasin tulisan harian gua biar fokus jadi bahan evaluasi kerjaan gua suatu saat nanti.
Catatan harian 5 Agustus 2007
HWAAAAA… handphone gw rusak. Ancur!!! Semua data no telpon gua ilang!! Padahal baru kemaren Rahma ngasih nomor barunya ke gua. SIAAAAAAAAL gua belum sempet hafal nomor telponnya. Gua gak perduli semua nomor telpon lainnya!!!! Cuma satu nomor telpon yang gua perlu!!!! AAAAAAAAAAAARGH PLEEEASETadi gua udah nyari berkas lamaran kerja Rahma yang dulu pernah dia kasih. Sialnya berkas itu juga hilang entah kemana. Keseeeeeeeel. Kok gua jadi takut banget ya kalo sampe lost contact ama dia. Satu-satunya harapan, semoga aja dia nyimpen no rumah gua (gua gak yakin kalo gua pernah ngasih, tapi siapa tau..) atau mungkin aja dia nelpon nomor kantor gua… atau gimana kek… pokoknya ada keajaiban**************************************************************2008Catatan harian 29 Mei 2008Hari ini ulang tahun Rahma. Fiuh….. gw gak tau bagaimana buat nulis gambaran perasaan gua saat ini. Seharian pikiran gua cuma terfokus tentang masalah ini. Gua bener-bener lost contact ama dia.Kangen??? Ya iya lah!!!! Rasanya kangen banget!!! Pengen teriak kalo boleh… bahkan untuk ukuran gua yang selalu dengan bangga menutup perasaan dan bersikap cuek, gua mau satu hari ini biar bisa teriak di hadapan Rahma kalo gua kangen sama diaTapi bagaimana? gua bener-bener frustasi seharian tadi. Gak tau harus ngapain, mungkin ini bagian paling menyedihkan dari hidup gua saat ini. Kerjaan gua seharian cuma ngacak-ngacak arsip lama, berharap bisa nemuin berkas file lamaran Rahma…. Abis itu ngecek friend list dari semua orang yang mungkin punya koneksi ama rahma dari jaringan Friendster. Semua komunitas alumni… bahkan sampe nelponin temen-temen kampus gua yang mungkin aja punya akses ke temen-temen Rahma……… dan hasilnya nihil.Sekarang gua bener-bener nyesel, kenapa gua gak pernah tau rumah dia, atau sekurang-kurangnya kenal ama salah satu temen dia, atau memback up semua data tentang Rahma, atau …. Haaaaah…. Pokoknya banyak hal yang gua sesalin hari ini. Dan dari semuanya, tentu yang paling gua sesalin DIRI GUA SENDIRI. Rasanya hampa………………………….
Catatan harian 19 Juli 2008
Jam 00.00SELAMAT ULANG TAHUN YAH :)~ RAHMASARI ~Sumpah gua kaget banget tadi malam pas dapet sms kayak gini. Dan rasanya gak perlu nunggu lama buat gua langsung nelpon balik nomor yang ngirim sms. Karena setau gua, gak pernah ke satu orangpun gua pernah cerita tentang Rahma. Bahkan mungkin gak pernah ada orang di sekitar gua saat ini yang tau kalo gua punya ‘temen’ yang namanya Rahma… jadi gua anggap kemungkinannya kecil kalo sms dari orang lain atau orang iseng.Masih antara percaya gak percaya, yang gua inget tadi nada sambungnya bener-bener lama nunggu telpon gua di angkat. Deg-degan? Pasti banget !!!Dan setelah itu… heheheSekarang jam 05.00 subuh, gua baru selesai nelpon dia….. mata gua ngantuk. Nanti malem aja gua tulis ceritanya… :) :) :)
Catatan harian 20 Juli 2008
Harusnya catatan ini gua tulis kemaren, tapi berhubung satu dan lain hal… ya udah lah…Ok. Intinya tentang kemaren malem, tentang Rahma, dari sekian banyak yang gua obrolin, ada beberapa poin yang perlu gua catat di sini:1. Yang paling penting, gua udah dapet alamat, no telp rumah, no hp, ama alamat email Rahma. (eng… ing… eeeng) sekedar buat catetan, gua harus debat panjang dulu, main salah-salahan sampe hampir berantem, dan saling maap-maapan (pokoknya gak jelas deh… kayak orang pernah bener-bener pacaran aja). Plus tambahan lagi, gua juga dapet nomor telpon saudara ama temennya yang bisa di hubungin kalo kejadian kaya kemaren sampe ke ulang lagi. Daaan, semua data itu udah gua simpen rapih 2 rangkap, 1 gua simpen di bareng arsip akta notaris perusahaan gw, satunya lagi bareng arsip ijazah SD gua. Juga tidak ketinggalan di arsip komputer folder ‘private’ gw. Pokoknya kalo gua sampe lost contact lagi, baca aja catatan ini biar inget gw nyimpennya di mana. hahahaha2. Cerita tentang Rahma, well…. Gak banyak yang berubah menurut pengakuannya. Cuma tambah sibuk ama kerjaanya (bagian ini gak banyak di singgung, tapi kayaknya dia sering ke luar kota). Apa udah nikah ??? belumPunya pacar ??? enggakMasih inget ama gua ??? masih :) (yang ini susah nih dapetin pengakuannya, sampe gua harus ngaku duluan… )Marah ama gua ??? no commentKangen ama gua ??? banget (hahaha… bagian ini bikin gua hampir meledak)3. Dari semuanya, gua di minta janji 1 bulan supaya gua gak bikin kontak ama dia. Dia gak jelasin kenapa… (jelas aja gua penasaran, tapi gua coba menghargai privasi dia)Well, begitulah intinya. Ringkas banget, karena baru gua tulis sekarang. Coba kalo gua tulis kemaren… pasti panjang benget, sampe gak jelas…. Yah, mungkin karena sensasinya udah agak reda
Catatan 26 Juli 2008
Coba tebak, tadi gua malem mingguan di mana?Di pangkalan ojek deket rumah Rahma. Hahahahahaha kurang kerjaan banget.Gua tau kalo waktu satu bulan yang di minta Rahma belum abis. Tapi toh yang di minta khan cuma ‘tidak mengadakan kontak’…., dan secara teknis duduk-duduk dengan jarak agak jauh di depan rumahnya, gak bisa di anggap menyalahi aturan khan? Hahahaha… abisnya gua penasaran banget ama alamat rumahnya.Tadi sih gua sempet liat Rahma pulang kerja sore-sore, tapi setelah masuk ke rumahnya, ehhh… gak keluar-keluar lagi. So… mau gimana lagi, masa gua harus pura-pura nyasar nanya alamat biar bisa nengok isi rumahnya ?? (sempet juga seh kepikiran gitu, tapi jelas aja gua batalin demi janji gua)Tentang Rahma yang gua liat, gak banyak berubah dari yang gua inget. Malah kalo di banding waktu sering ketemu di kampus dulu, Rahma yang sekarang nyaris masih sama.
Catatan 20 Agustus 2008
Kalo harus di evaluasi ulang, gua pikir rencana pengembangan divisi marketing mulai memperlihatkan celah-celah kelemahannya (liat note tgl 2 juli). Cost yang di bebankan akibat penambahan biaya operasional, tidak berimbang dengan hasil yang di dapat terutama pada periode jangka pendek. Perluasan jaringan, terutama dari sisi brand image perusahaan pada satu sisi mungkin dapat dianggap mengalami peningkatan yang cukup drastis. Tapi di sisi lain, bagaimana dengan arah budaya perusahaan yang kelihatannya mulai bergeser? Pastinya bukan sesuatu yang gua suka dan perlu evaluasi lebih lanjut tentang hal ini.NB: alarm handphone gua bunyi, hari ini harusnya gua udah boleh ngontak Rahma, tapi kok rahma gak ngangkat telepon dari gua? Sms juga gak di bales. Perasaan gua jadi gak enak seharian, bawaannya marah-marah terus di kantor.Catatan tambahan,Hihihi, baru aja gua dapet sms balesan dari Rahma. Langsung aja gua telpon balik. Gak banyak yang diobrolin, cuma nanya kabar…. Lumayan seneng sih, tapi gak bisa lama-lama coz badan gua juga rasanya lagi gak fit. Fiuh.. kayaknya dia agak marah pas gua agak cepet nutup telponnya
Catatan 31 Agustus 2008
Hari bersejarah !!! Tadi siang gua baru aja ngelepas status keperjakaan gua. Upss…. Hehehe salah, maksud gua status jomblo gua. Dan siapa lagi kalo bukan ama Rahma.Hari ini, pokoknya gua gak beradar di bumi!!! Entah beradar di alam mana gua seharian ini… semua yang gua liat, yang gua rasain… pokoknya semuanya bikin gua bahagia serasa alam lain yang namanya surga. Dan herannya, asal tau aja… bohong banget kalo ada yang bilang di surga ada banyak bidadari. Buktinya selama gua di surga, gua cuma ngeliat 1 bidadari doang, dan pas gua kenalan ama sang bidadari, dia bilang namanya RAHMA PUSPITA SARI(Romantis banget gak sih ??? kok tumben-tumbenan gua bisa nulis kayak gini :) )
Catatan 16 November 2008
Tadi siang gua ke kampus buat urusan legalisir ijazah. Sebenernya gua juga gak tau buat apa gunanya, mungkin cuma buat nyenengin orang tua biar bisa ikutan penerimaan CPNS. Niat gua juga cuma separuh hati kalo harus jadi pegawai negeri. Menurut gua sih masih mending gua tetep bertahan di jalan gua sekarang, usaha mandiri. Toh walaupun kadang-kadang berat, yang mungkin bebannya gak pernah kebayang ama orang tua gua yang notabenenya PNS, kenyataanya menurut gua ngasih gaji ke orang lain, tetep aja lebih seru di banding harus kalo hidup dari nerima gaji. Tapi yah udah lah… Toh kapan lagi gua make ijazah gua.Tadi siang di kampus, kebetulan gua juga ketemu sama Hikma, temennya Rahma waktu dulu (kalo gak salah sih, dulu dia yang pernah nyampein salam rahma ke gua (: ).
Gw gak sempet ngobrol banyak ama dia, tapi dari kesan yang gua dapet – mungkin dia udah lama gak berhubungan ama Rahma, atau mungkin pernah ada ‘crash’ antara mereka berdua, coz gua ngerasa dia selalu nuker topik pembicaraan pas gua singgung nama Rahma. Ya sudahlah… gua juga gak mau maksa. Akhirnya gua cuma tukeran no hp. Harapan gua sih buat kejutan ke Rahma…. Siapa tau aja dia kangen ama temennya. Pulang dari kampus, pastinya kemana lagi kalo tujuan gua bukan ke rumah Rahma. Emang udah agak malem sih… tapi keluarganya kayaknya gak terlalu keberatan. Toh gua cuma ngobrol sebentar ama Rahma…. Selebihnya, main catur ama bokapnya. Whahahahahaha.Btw, kenapa tadi gua lupa ngasih nomor telepon hikma ya? Dan satu lagi. Kenapa juga gua nulis catatan tentang rahma di sini? Padahal khan gua udah punya file khusus buat nulis cerita hari-hari gua sama Rahma. Hahahaha……terbit sejak 1 september 2008(Yah anggap aja tulisan yang sekarang cuma sebagian imbas dari cerita gua tentang berangkat ke kampus demi menyenangkan orang tua. Hihihihi)Tapi mumpung gua nulis di sini, sekalian aja gua evaluasi tentang hubungan gua ama Rahma setelah 3 bulan berjalan. Ada beberapa hal yang mau gua tulisPertama, tentang pekerjaan gua. Entah kenapa sampai saat sekarang gua masih belum bisa jujur ke Rahma. Selama ini gua cuma ngaku sebagai karyawan. Gaji gua juga kecil, dan tentang kenapa waktu luang gua keliatan bebas banget… yah gua bilang aja, atasan gua masih sodara ama gua dan punya banyak utang jasa ama orang tua gua, jadinya gak mungkin marahin gua. Hahaha. Tapi gua rasa semuanya gak masalah buat Rahma.... cuma rasa gak enak aja kalo bo'ongKedua, gua juga penasaran ama sikapnya Rahma kalo berhubungan ama lingkungan kerja dan temen-temennya. Bahkan sampe sekarang, gua belum satupun temen kerja dia yang gua kenal. Sementara ini sih gua anggap karma, soalnya gua juga belum pernah ngenalin dia ke temen-temen gua, walaupun semuanya udah gua ceritain ke dia.Ketiga, Kenapa juga dia kagak pernah mau kalo gua ajak ke rumah ketemu keluarga gua?? Pernah sih dia dateng ke rumah….. tapi sialnya, waktu itu keluarga gua lagi pergi semua. Keempat, tentang lingkungan rumahnya. Entah kenapa gua merasa ada yang aneh ama tentangga-tetangganya…. Tentang yang ini, mungkin hanya perasaan gua aja….Kelima, hihihi… udah ah. Banyak banget…. Di atas segalanya, semuanya yang gua jalanin ama Rahma tetep aja gua anggap sebagai mukjizat dalam hidup gua :).
===================================================
2010
Demikian beberapa kutipan yang saya ambil dari catatan diary komputer saya. Langsung saya copy paste, agar tidak merubah susunan bahasa saya saya tulis menurut waktunya. Beberapa susunan kata, rasanya mungkin agak sulit di cerna…. Beberapa agak sulit di pahami kondisinya. Tapi biarlah, karena memang demikian adanya.
Bagian selanjutnya dari cerita ini tidak pernah saya tulis dalam catatan harian saya, namun demikian inilah yang kemudian menjadi inti dari cerita saya saat ini.Memasuki awal bulan desember 2008, kondisi perusahaan saya tiba-tiba mengalami keterpurukan. Efek dari krisis global kwartal pertama di prediksi hingga bulan februari 2009. Bersamaan dengan itu, hubungan saya dengan Rahma mulai menjadi renggang, sebagian besar saya akui mungkin karena berawal dari perubahan sikap dari diri saya sendiri yang terlalu fokus dalam menangani perbaikan manajemen perusahaan.Hingga akhirnya pada awal Januari 2009, saya baru sadar bahwa Rahma tidak mau lagi menerima panggilan telepon ataupun sms dari saya. Saat itu saya berpikir mungkin ada baiknya jika saya langsung datang dan bertemu muka di rumahnya begitu ada waktu luang. Hanya saja rencana itu selalu menemui hambatan – apalagi kalau bukan karena urusan pekerjaan.Dan tentang Hikma, sahabat Rahma sewaktu kuliah dulu, dialah yang kemudian menjadi kunci dari semua cerita ini. Intensitas komunikasi antara saya dan Hikma, bisa dikatakan meningkat, berbanding terbalik dengan hubungan saya dengan Rahma. Mulai dari komunikasi via sms, telepon, hingga chating pada saat jam kerja. Namun dari semuanya, hubungan kami tetap berada pada tataran pertemanan. Dalam pandangan saya, satu hal yang cukup menguntungkan adalah kenyataan bahwa Hikma bekerja di salah satu perusahaan konsultan keuangan, hingga secara tidak langsung berguna sebagai sumber pertimbangan perbaikan kondisi perusahaan saya.Minggu, 25 Januari 2009, adalah hari yang benar-benar merubah hidup sayaSetelah semalaman hampir putus asa mencoba menghubungi nomor telepon Rahma, akhirnya pagi itu saya mengambil keputusan untuk datang langsung ke rumahnya. Karena bagaimanapun, tentu saja dalam masalah yang muncul saat ini, kesalahan berawal dari diri saja pribadi. Wajar jika saya harus datang minta maaf.Beberapa saat setelah berangkat dari rumah, tiba-tiba saya menerima panggilan dari salah satu klien saya untuk segera datang ke daerah bekasi. Hihihihi, ironisnya setelah membulatkan tekad untuk datang ke rumah Rahma, pada akhirnya saya tetap memilih datang ke rumah klien saya….. “toh gua masih bisa ke rumah Rahma agak sorean…. “ mungkin begitu pikir saya saat itu.Namun lagi-lagi takdir berkehendak lain. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaan dengan klien saya, pesan pendek dari Hikma masuk ke handphone saya, “Ketemuan yuk. Ada yang mau gw omongin…..”. “ada apa? Gw lagi jalan di daerah Bekasi. Penting gak?” balas saya. “kebetulan, gw tunggu di KFC MM ya” balasan dari Hikma…“Ok. Tunggu gw setengah jam lg”…………….. ##########Saya tak pernah paham bagaimana akhirnya saya bisa mengambil putusan pada jawaban sms saya yang terakhir. Entah apa yang ada di benak saya saat itu, satu hal yang pasti, akhinya saya bertemu dengan hikma dan kembali menggadaikan tekad saya untuk bertandang ke rumah Rahma.Awal percakapan saya dengan Hikma saat itu rasanya sangat membosankan. Tentang strategi keuangan, tentang teman kantor, agama… dan macam-macam hal yang saat itu sama sekali tidak menarik dalam anggapan saya. Berulang kali saya menghela nafas panjang, sekejar sekedar menambah tanaga agar tidak terjerumus dalam perangkap kantuk akibat pembicaraan yang membosankan, “TAU GAK SIH… ADA HAL YANG PENTING YANG HARUS GUA KERJAIN SAAT INI DARIPADA SEKEDAR NEMENIN NGOBROL SAMA LO………..!!!” tantu saja hanya saya ucapkan dalam batin, sementara bibir saya tetap tersenyum sebagai reaksi reflek dari setiap suara tawa yang keluar dari lawan bicara saya, “GUA BENER-BENER GAK TAU APA YANG LO BICARAIN, TAPI GUA TETEP TERSENYUM KOK.. HAHAHAH” “boleh gua nanya, apa lo punya masalah ama Rahma??” tiba-tiba saya menyela.Pada saat yang sama, saya melihat perubahan drastis pada raut muka hikma. Ada aura gelap yang tiba-tiba menyelimuti rona wajahnya. Saya sendiri sempat menelan ludah melihat perubahan yang terjadi.“Kenapa?? Pertanyaan gua salah ya? Bukannya Rahma juga temen lo? Kenapa lo selalu menghindar setiap gua mulai bertanya tentang Rahma? Jelasin ke gua… “ serentetan pertanyaan tiba-tiba terlontar dari mulut saya. Mungkin dengan nada agak tinggi… entahlah. Namun hal itu membuat lawan bicara saya terdiam cukup lama.“Lo masih inget waktu kuliah dulu, gua sering nyampein salam dari Rahma buat lo??” akhirnya hikma mulai memecah kesunyianPertanyaan hikma itu tersebut hanya saya sambut dengan senyum. “jelas aja gua tau” suara dalam pikiran saya…..“Yang bakalan gua ceritain ke lo sebenernya cuma cerita lama tentang temen gua…. Dan ketika ketemu lagi ama lo, tiba-tiba ada sesuatu yang gua inget dan bikin gua penasaran. Gua sendiri kagak atau apa masih ada gunanya buat gua ceritain apa kagak….”“Gua kasih tau ya…., waktu dulu Rahma sering cerita ke gua, kalo dia suka ama lo. Udah beberapa kali dia nyoba bicara sama lo, tapi katanya lo selalu menghindar kalo mulai di ajak bicara soal perasaan. Bahkan gua sendiri sering di minta nanyain perasaan lo ke dia, tapi gua pikir emang dasar elo yang payah…”“Sekarang gantian gua tanya, apa lo pernah nyadar ama perasaan Rahma?? Dan yang paling penting gua pengen nanya, gimana sebenernya perasaan lo waktu itu? Apa lo suka ama Rahma??”Hmmmm…. Butuh waktu cukup lama juga untuk saya mencerna semua paparan yang di baru aja di jelasin ama lawan bicara saya. “Dulu ???? Perasaan waktu dulu??? Maksudnya apa nanya kayak gitu?? Jangan-jangan Hikma sama sekali gak tau tentang siapa gua sekarang?? Gua pacarnya Rahma…. Kok cerita jaman dulu masih aja bikin hikma penasaran?? Atau jangan-jangan, sejak lulus kuliah mereka berdua emang belum pernah ada komunikasi lagi sampe sekarang?? Tapi gak mungkin… Bukannya gua udah ngasih nomor telepon Hikma ke Rahma?? Masa sih Rahma belum gak mau nelpon temennya sendiri?? Mungkin ada alasan yang gua gak ngerti dalam masalah ini, ada bagian yang putus dari jalur rantai yang harus gua cari… hmmm.” Semuanya mengalir begitu saja dalam benak saya. Kusut, tapi saya yakin ada penjelasan yang masuk akal atas semua ini.“kalo lo nanya, apa waktu dulu gua ngerasa suka ama Rahma!?.... gua jawab jujur, iya… waktu dulu gua suka ama Rahma. BAHKAN JAUH SEBELUM GW KENAL AMA LO, SEJAK AWAL MASUK KULIAH PERTAMA KALI KETEMU AMA DIA, GUA UDAH JATUH CINTA AMA RAHMA…… dan bukan cuma itu, sampai saat sekarangpun, saat lo duduk di depan gua, perasaan gua tetap belum berubah. GUA CINTA AMA RAHMA SEJAK DULU, SAMPAI DETIK SEKARANG DAN SAMPAI SELAMANYA !!!................. so, apa lo udah puas ama jawaban gua??” Pada saat itu, saya sendiri tidak dapat menggambarkan bagaimana kondisi saya sebenarnya. Nada bicara saya terasa tinggi, apakah terdengar seperti marah atau bersemangat ? atau mungkin sebaliknya.. nada suara saya sedemikian pelannya, sebagai sebuah pengakuan paling jujur yang keluar dari hati saya yang paling dalam. Namun apa yang terjadi kemudian terasa terjadi begitu cepat diluar kendali pikiran saya. Baru sesaat saya melihat air mata yang mengalir di pipi Hikma, tangan saya terasa di tarik oleh seseorang – lalu sesaat kemudian saya sudah berada di samping jok kemudi mobil Hikma, melalui jalan berliku-liku tanpa tahu akan di bawa ke mana, dan setelah entah berapa lama mobil berhenti, dan Hikma mulai lagi menarik tangan saya. Pikiran saya saat itu seakan tertutup. Semua yang saya lihat dan rasa seakan hanya berlalu tanpa mampu saya cerna…….Masih terlihat garis sisa tangis di pipi Hikma. “Kenapa Hikma menangis?? Kenapa?? Apakah karena sasuatu yang telah saya lakukan? Mungkin….. Tapi apa??? Apa yang saya lakukan ?? ahhh… saya ingat sekarang. Tadi kami sempat bertengkar….. bukan bertengkar biasa… orang-orang tadi sempat berlarian…. Yah… saya ingat, kami memang bertengkat hebat tadi. Tapi kenapa?? Kenapa kami sampai bertengkar…. Apakah saya memukulnya??? Tidak!!! Saya tidak memukul hikma… tapi ada sesuatu yang yang keras memukul saya… yah… sesuatu…. Sesuatu tentang Rahma?? Yah… tentang Rahma.. sesuatu tentang Rahma yang memukul saya….. bukan jasad saya… hati saya.. pikiran saya terpukul !!! Apa itu yang tentang Rahma!?? Sesuatu.. tapi saya tidak ingat… Apaaaaaa!??? Apakah Rahma menghianati saya?? Apakah itu?? Bukan!! Rahma tidak mungkin menghianati saya!!! Arrrrgh… kepala saya sakit. Rasanya babal benar otak ini !!! dan kemana pula hikma membawa saya?? Ah.. biarlah. Kemanapun tak masalah……. Tapi apa??? Apakah yang terjadi dengan Rahma!?... sesuatu yang membuat Rahma meninggalkan saya… yah .. betul… tadi Hikma mengatakan Rahma meninggalkan saya!! Meninggalkan saya??? Tapi kenapa??? Ahhh iya, sekarang saya ingat…. Tadi kami sempat bertengkar hebat karena Hikma berkata bahwa Rahma telah meningalkan saya…. Bukan!! Bukan meninggalkan saya… Rahma telah meninggal !! yah… benar.. Rahma telah meninggal……… Tapi kenapa?? Tapi kenapa kami sampai bertengkar?? Ada sesuatu…… ada sesuatu yang lebih dari itu…. Sesuatu yang lebih menyakitkan !!!Saat itulah, saat pikiran saya mulai tersadar, saya telah berdiri terpaku di atas sebuah batu nisan
RAHMA PUSPITA SARI
Lahir : 29 Mei 1982
Wafat : 15 Mei 2005
===================================================
2005
Catatan 23 April 2005
Hari ini turun hujan. Cuaca dingin??? Gw gak perduli... pokoknya tadi pagi gw berhasil berangkat ke kampus!! Harapan gua buat ketemu lagi ama dia di perpustakaan utama tiap sabtu sore.. ternyata gagal total !!! SIAAAAL Tapi eitssss .. gw ada berita baru. Tadi sore pas mau pulang, gua ketemu temennya. Katanya Rahma nitip salam ama gua !!!! WHAAAAT!!! gila man!! HAHAHAHAHAHAHHA pokonya susah deh nulis perasaan gua sakarang. Btw, hari ini gua juga udah liat kontrakan yang rencananya mau gua jadiin kantor (kantor apa kek). Tempatnya seh payah.. tapi mau gimana lagi...
Catatan 1 Juni 2005
Udah lumayan lama gua gak nulis catatan harian. Banyak kejadian sejak tulisan terakhir gua. Makanya gua ringkas aja bagian yang penting biar besok-besok masih inget.tanggal 10 Mei, kantor secara resmi udah bisa gw pake. Tapi sampe sekarang kebayakan gw pake cuma buat meditasi alias bengong-bengong ria, karena gak ada yang bisa gua kerjain. Hehehe,biar aja deh… toh gratis ini, daripada gak kepake ama om gua.tanggal 21 Mei, gua wisuda. No commenttanggal 29 Mei, Hari ulang tahun Rahma (termasuk hari penting yang perlu gua tulis, takutnya besok-besok lupa). Tapi gua belum ketemu lagi ama dia sampe sekarang. Kira-kira gimana ya kabarnya ???)NB; Tentang kantor, emang seh rasanya nyaman walau gua sendirian di kantor… tapi rasanya kok ada yang aneh ya?? Fiuh…. Bodo amet deh. Yang menting kantor gw sendiri
===================================================
2007
Catatan 29 Mei 2007
Tentang dunia usaha gua saat ini… gak bisa gua bilang maju. Tapi pastinya gua masih bertahan … Buat gua itu yang terpenting saat sekarang sekurang-kurangnya sampe 4 tahun ke depan….Hari ini pas gua baca-baca lagi catatan harian gua.. ternyata 29 Mei hari ulang tahun Rahma. Hahaha… udah lama juga gua gak nulis catatan tentang cerita cinta gua. Sejak konsentrasi gua terpusat ke usaha gua, sebagian besar catatan isinya cuma tentang cerita kerjaan dan kerjaan melulu. Maka khusus buat hari ini, tema catatan gua adalah tentang cerita cinta. HahahahaOkeh… tentang cerita cinta,… hmmmmmm….. Cinta….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. hahaha ternyata gw gak punya cerita yang bisa gua jadiin bahan cerita :))Well.. gua rasa itu doang yang tepenting buat gua tulis saat ini. Yang penting hari ini, satu tahun yang lalu, gua pernah sangat menghargai tanggal 29 mei.
Catatan 30 Mei 2007
WOW !!!! (DI TULIS PAKE HURUF BESAR YANG BENER-BENER BESAR)Tebak apa yang terjadi hari ini…. Hari ini gua ketemu ama Rahma. Tiba-tiba aja dia muncul di kantor gua, mau ngajuin lamaran kerjaan….. HAHAHAHAHAHA. gua sih ngakunya cuma karyawan yang gak punya wewenang buat ngambil kebijakan (untungnya pas tadi siang, gw lagi sendirian di kantor). Akhirnya gua ngobrol ngarol ngidul gak jelas ama dia sampe sore, mulai dari kegiatan sekarang, ngapain aja setelah lulus kuliah, masa-masa waktu kuliah dulu (bagian ini yang paling lama) Dan ajaibnya gua ama dia sama-sama inget setiap detail kejadian jaman dulu waktu sering bareng. Bahkan sampe judul buku yang pernah bikin gua berdua hampir berantem waktu diskusi – sampe jam-jam waktu gua berdua ‘kemungkinan besar’ bakal berpapasan di jalan, dia juga masih inget!!!! gua jadi malu, soalnya yang gua inget cuma sabtu siang di perpustakaan utama sama waktu setelah shalat jum’at di masjid kampus; adalah waktu yang paling sering gua jadiin patokan buat bisa ngobrol berdua ama Rahma. Di poin ini gw malah hampir berdebat, masa sih jam makan siang di warung makan, dia itung juga sebagai waktu ketemuan? Padahal khan dia makan rame-rame ama temennya… gua juga ama temen-temen gua… jadi menurut gua gak bisa di anggap ‘meeting point”(dalam bahasa gua hehehe). What the hell……., intinya sih bisa di bilang ternyata gua lebih sedikit inget tentang dia di banding sebaliknya. Tapi biarlah, toh gua anggap wajar, coz gua sendiri kagak terlalu percaya ama memori gua yang emang agak sedikit lemot :)Terus, pas dia nitipin amplop lamaran kerjanya ke gua and minta tolong di bantu biar bisa di terima kerja….. AAAARRRRGH, susah gua buat jelasin rasanya perasaan gua. MASA IYA GUA BAKALAN NOLAK RAHMA JADI KARYAWAN DI PERUSAHAAN GUA ??? GAK MUNGKIN BANGET !!!! KESEMPATAN EMAS BUAT SELALU ADA DEKAT AMA DIA !!!!! (hehehe…. Nanti kalo Rahma di panggil buat interview, mendingan langsung gua kasih tawaran mau jadi karyawan gua atau jadi istri gua?? Hahahaha kok gua bisa langsung mikir kayak gini ya??)Gua jadi inget lagi memori waktu sering ketemu Rahma di kampus. Gua sering ngobrol bareng, sering pulang naik angkot bareng, senyum-senyum gak jelas kalo gak sengaja berpapasan di jalan…. Pokoknya seru deh buat di kenang. Sialnya, setelah berulang-ulang gua periksa catatan harian gua, ternyata gak ada satupun yang nyebutin tanggal pertama pas gua mulai akrab ama dia. Mungkin setelah perpusakaan utama di pugar…. Gw rasa di situ awalnya gua akrab ama dia. Berarti tahun terakhir gua kuliah. Hmmmm…. Kalo mau mundur lagi, (sekedar buat catatan kalo-kalo gua lupa suatu hari nanti), sebenernya gua kenal Rahma sejak hari pertama gua masuk kuliah. Waktu itu masa perkenalan almamater… semua mahasiswa baru dari semua fakultas di gabung jadi satu. Waktu itu dia belum pake jilbab….. tampangnya juga kurus pucat. Bukan tipe yang cantik…, tapi tetep aja dari awal emang rasanya ada yang beda tentang dia (buktinya pas sekarang gua nulis catatan ini, gw masih inget tampangnya waktu pertama kali ketemu… hehehehe), makanya setelah selang waktu 3 tahun kuliah gua gak pernah ketemu lagi ama dia …………………. Dan waktu pertama kali ketemu lagi di perpustakaan utama, gua langsung inget namanya!!! AJAIB khan???? Ajaib laaah - Terutama buat gua yang selalu lupa nama orang (hmmm….. gw jadi inget sensasi ngobrol pertama kali di perpustakaan ama dia ------- )Tapi kalo gua inget sekarang, kenyataannya gua baru punya nomor telepon plus alamat rumahnya setelah satu tahun lulus kuliah. Gua juga kagak pernah punya fotonya… padahal gua inget banget kalo gua sempet foto bareng berdua pas wisuda. Tapi fotonya kebakar separoh, jadi yang ada cuma gua doang… hehehe Sekarang pas gua nulis diary ini, gua lagi ngeliat fotonya Rahma dari berkas lamarannya. Hehehehe. (wajar dong kalo berkasnya gua bawa pulang… dokumen ini khan udah gua anggap lebih berharga daripada akta notaris, SIUP NPWP dan semua dokumen yang terkait ama perusahaan gua….. jadi harus bener-bener di tempat yang aman, alias di tengan fua sendiri. hahahaha)Aneh juga ya jalan takdir ????Padahal baru kemaren gua nulis gw gak punya cerita cinta dan cuma cerita kerjaan doang. Tapi sekarang…. Busyet.. panjang banget tulisannya… kayak lagi curhat. Hahahaha. Yah, well sekali-kali bolehlah ada cerita cinta… biar isi diary gw gak ngebosenin.
Catatan harian 7 Juni 2007
Hari jum’at ini bener-bener gak seru. BeTe. Kerjaan berantakan semua. Banyak komplain dari klien. Cash flow juga tersendat gara-gara pengembalian modal yang telat dari jadwal. Gak banyak yang bisa gua perbuat selain menunggu progres minggu depan.Aaaaargh… Marah!? Mau marah ama siapa? Tetep aja satu-satunya orang yang harus bertanggungjawab buat semua keruwetan ini adalah GUA SENDIRI !!! DAMN YOU. SABAR dan tetap konsentrasi. Itu aja intinya…NB: besok Rahma gua panggil bwat interview. Seenggak-enggaknya besok ada satu kejadian yang menarik buat gua tunggu :)
Catatan harian 8 Juni 2007
Hari ini gak seperti yang gua harapkan. Tarnyata dari pagi gua harus udah berangkat ke Bogor buat ngurusin kerjaan. Jadinya acara interview ama semua calon yang ngelamar kerja, di urus pegawai gua. Dari sms Rahma ke gua sih, katanya dia dateng ke acara interview dan nunggu keputusannya hari kamis depan. Hmmm… Kalo aja dia tau, harusnya kalo gua yang interview dia…. Pertanyaan yang muncul ke dia kira-kira begini……….. “Rahma, kamu ngelamar di perusahaan ini untuk jadi staff admin khan? Gimana kalo saya tawarin kamu jabatan sekretaris direktur? (coz… direkturnya khan gua. hahahaha)”Atau pertanyaan yang lebih ekstrim lagi…… “Rahma, gimana kalo saya tawarin kamu jabatan sebagai istri owner perusahaan dengan wewenang penuh ngelola perusahaan ini? Kamu mau gak???” Hahaha gila!!!! Sayangnya semua cuma dalam hayalan gua. Coz sepanjang gua kenal diri gua, gak mungkin juga gua berani bicara kayak gitu ke wanita yang gua suka. Udah bisa ngomong ai lof yu aja udah untung……Aniwei, besok senin gua harus nulis memo biar Rahma di terima kerja secepat mungkin :)NB: Hari ini cerita dunia kerja gua sebenernya lumayan banyak. Tapi gua simpen buat besok aja deh. Lagi males nulis catatan yang berhubungan ama kerjaan. Sementara gua nulis catatan ini, gua lagi main smsan ama Rahma, isinya… rahasia doooong hahahaha
Catatan harian 21 Juni 2007
Ternyata sampe tadi siang batas terakhir yang gua kasih buat ke kantor, Rahma gak pernah dateng. Sms gua sebelumnya juga gak pernah di bales.Baru tadi sore, tiba-tiba dia nelpon ke kantor gua. Katanya dia gak bisa kerja di tempat gua. Waktu gua tanya alasannya, dia gak mau ngasih jawaban.Jelas aja gua kecewa. Marah. Tapi mau gimana lagi… gua gak punya hak buat maksa dia. Lagian, kalo gua pikir ulang, mungkin ada baiknya juga kalo dia gak kerja di kontor gua. Dari sisi profesional, pastinya bakal muncul efek negatif. (beberapa udah kebayang ama gua sejak seminggu lalu). Oh well… Walau rancana pertama gagal, bukan berarti gua putus harapan khan buat ngedapetin dia. Walau jalannya mungkin agak tambah panjang. Fiuh…
Catatan harian 19 Juli 2007
Happy B’Day to my self. Tentu saja, gua harus ngucapin selamat ulang tahun buat diri gua sendiri, coz emang gak banyak orang yang inget hari ulang tahun gua. Terus, daftar orang-orang istimewa yang inget ultah gua, yang pasti keluarga gua (walaupun nyokap ingetnya setelah ade gua bilang, “ma… jangan lupa ulang tahun abang hari ini” (gua sempet denger sambil pura-pura tidur. hahahah). Terus dari jajaran karyawan hampir semuanya inget, yah wajarlah kalo mereka inget. AWAS AJA KALO KAGAK!!! (Hahahaha lagi..)Dari rekanan usaha ama klien kerja, GAK ADA. (ya iyalah… masa bapak-bapak masih pada mau ngurusin ulang tahun)Dari jajaran temen, ada sih beberapa…… tapi yang tepenting dari Rahma dong. Tengah malem pas jam 00.00, via telepon. 2 jam lebih gua ngobrol….. sampe sms en telpon lain yang masuk kagak gua perduliin. Hihihihi…. Gua bahkan gak terlalu inget lagi apa aja yang gua obrolin semaleman. Tapi gua rasa dia juga gak perduli…. Yang menting ngobrol. (Hwaaaah…. Emang bener kata orang, kalo waktu terasa cepet banget berlalu saat bersama pujaan hati)Tapi kenapa gua gak nembak Rahma aja yah? Padahal gua rasa dia juga ‘mungkin’ gak terlalu banyak mikir buat nerima gua jadi cowo’nya. Toh dia sekarang juga kagak punya pacar. (dan setau gua emang Rahma belum pernah pacaran lagi sejak mulai pake jilbab)Ahhh… iya. Gua jadi inget lagi perdebatan ama Rahma kemaren di telpon. Tentang pacaran…. Dan lucunya kemaren justru gua yang paling keras menentang prinsip-prinsip pacaran !!! DAMN. Harusnya kemaren gua gak usah terlalu keras bertahan ama idealisme gua. Oh wellll.. whatever… walaupun statusnya bukan pacaran, dan nyaris cuma komunikasi lewat telepon (setiap 2 jam sekali setiap hari wow…). Toh, gua tau kalo gua cowo yang paling deket ama dia saat ini, bisa sama-sama terbuka dan jujur tentang keadaan masing-masing. Bahkan kadang-kadang gw udah ‘boleh’ protes kalo telepon gua gak di angkat (Seringnya sih Rahma yang protes ke gua kalo teleponnya gua cuekin gara-gara sibuk, tapi bwat ukuran cowo, gua rasa gua juga ‘termasuk sering’ protes gara-gara masalah kayak gini) ; Bahkan dalam satu bulan terakhir, hampir tiap tengah malem gua ngabisin waktu nelepon dia gara-gara paket hemat dari simpati. Hahaha NB; setelah gua perhatiin, beberapa bulan terakhir ini kok catatan harian gua kok banyak berubah ya? Udah mulai jarang gua temuin tulisan tentang jadwal kerja or rencana program kerja yang biasanya muncul di otak gua. Hmmm… mungkin ada baiknya kalo gua mulai batasin tulisan harian gua biar fokus jadi bahan evaluasi kerjaan gua suatu saat nanti.
Catatan harian 5 Agustus 2007
HWAAAAA… handphone gw rusak. Ancur!!! Semua data no telpon gua ilang!! Padahal baru kemaren Rahma ngasih nomor barunya ke gua. SIAAAAAAAAL gua belum sempet hafal nomor telponnya. Gua gak perduli semua nomor telpon lainnya!!!! Cuma satu nomor telpon yang gua perlu!!!! AAAAAAAAAAAARGH PLEEEASETadi gua udah nyari berkas lamaran kerja Rahma yang dulu pernah dia kasih. Sialnya berkas itu juga hilang entah kemana. Keseeeeeeeel. Kok gua jadi takut banget ya kalo sampe lost contact ama dia. Satu-satunya harapan, semoga aja dia nyimpen no rumah gua (gua gak yakin kalo gua pernah ngasih, tapi siapa tau..) atau mungkin aja dia nelpon nomor kantor gua… atau gimana kek… pokoknya ada keajaiban**************************************************************2008Catatan harian 29 Mei 2008Hari ini ulang tahun Rahma. Fiuh….. gw gak tau bagaimana buat nulis gambaran perasaan gua saat ini. Seharian pikiran gua cuma terfokus tentang masalah ini. Gua bener-bener lost contact ama dia.Kangen??? Ya iya lah!!!! Rasanya kangen banget!!! Pengen teriak kalo boleh… bahkan untuk ukuran gua yang selalu dengan bangga menutup perasaan dan bersikap cuek, gua mau satu hari ini biar bisa teriak di hadapan Rahma kalo gua kangen sama diaTapi bagaimana? gua bener-bener frustasi seharian tadi. Gak tau harus ngapain, mungkin ini bagian paling menyedihkan dari hidup gua saat ini. Kerjaan gua seharian cuma ngacak-ngacak arsip lama, berharap bisa nemuin berkas file lamaran Rahma…. Abis itu ngecek friend list dari semua orang yang mungkin punya koneksi ama rahma dari jaringan Friendster. Semua komunitas alumni… bahkan sampe nelponin temen-temen kampus gua yang mungkin aja punya akses ke temen-temen Rahma……… dan hasilnya nihil.Sekarang gua bener-bener nyesel, kenapa gua gak pernah tau rumah dia, atau sekurang-kurangnya kenal ama salah satu temen dia, atau memback up semua data tentang Rahma, atau …. Haaaaah…. Pokoknya banyak hal yang gua sesalin hari ini. Dan dari semuanya, tentu yang paling gua sesalin DIRI GUA SENDIRI. Rasanya hampa………………………….
Catatan harian 19 Juli 2008
Jam 00.00SELAMAT ULANG TAHUN YAH :)~ RAHMASARI ~Sumpah gua kaget banget tadi malam pas dapet sms kayak gini. Dan rasanya gak perlu nunggu lama buat gua langsung nelpon balik nomor yang ngirim sms. Karena setau gua, gak pernah ke satu orangpun gua pernah cerita tentang Rahma. Bahkan mungkin gak pernah ada orang di sekitar gua saat ini yang tau kalo gua punya ‘temen’ yang namanya Rahma… jadi gua anggap kemungkinannya kecil kalo sms dari orang lain atau orang iseng.Masih antara percaya gak percaya, yang gua inget tadi nada sambungnya bener-bener lama nunggu telpon gua di angkat. Deg-degan? Pasti banget !!!Dan setelah itu… heheheSekarang jam 05.00 subuh, gua baru selesai nelpon dia….. mata gua ngantuk. Nanti malem aja gua tulis ceritanya… :) :) :)
Catatan harian 20 Juli 2008
Harusnya catatan ini gua tulis kemaren, tapi berhubung satu dan lain hal… ya udah lah…Ok. Intinya tentang kemaren malem, tentang Rahma, dari sekian banyak yang gua obrolin, ada beberapa poin yang perlu gua catat di sini:1. Yang paling penting, gua udah dapet alamat, no telp rumah, no hp, ama alamat email Rahma. (eng… ing… eeeng) sekedar buat catetan, gua harus debat panjang dulu, main salah-salahan sampe hampir berantem, dan saling maap-maapan (pokoknya gak jelas deh… kayak orang pernah bener-bener pacaran aja). Plus tambahan lagi, gua juga dapet nomor telpon saudara ama temennya yang bisa di hubungin kalo kejadian kaya kemaren sampe ke ulang lagi. Daaan, semua data itu udah gua simpen rapih 2 rangkap, 1 gua simpen di bareng arsip akta notaris perusahaan gw, satunya lagi bareng arsip ijazah SD gua. Juga tidak ketinggalan di arsip komputer folder ‘private’ gw. Pokoknya kalo gua sampe lost contact lagi, baca aja catatan ini biar inget gw nyimpennya di mana. hahahaha2. Cerita tentang Rahma, well…. Gak banyak yang berubah menurut pengakuannya. Cuma tambah sibuk ama kerjaanya (bagian ini gak banyak di singgung, tapi kayaknya dia sering ke luar kota). Apa udah nikah ??? belumPunya pacar ??? enggakMasih inget ama gua ??? masih :) (yang ini susah nih dapetin pengakuannya, sampe gua harus ngaku duluan… )Marah ama gua ??? no commentKangen ama gua ??? banget (hahaha… bagian ini bikin gua hampir meledak)3. Dari semuanya, gua di minta janji 1 bulan supaya gua gak bikin kontak ama dia. Dia gak jelasin kenapa… (jelas aja gua penasaran, tapi gua coba menghargai privasi dia)Well, begitulah intinya. Ringkas banget, karena baru gua tulis sekarang. Coba kalo gua tulis kemaren… pasti panjang benget, sampe gak jelas…. Yah, mungkin karena sensasinya udah agak reda
Catatan 26 Juli 2008
Coba tebak, tadi gua malem mingguan di mana?Di pangkalan ojek deket rumah Rahma. Hahahahahaha kurang kerjaan banget.Gua tau kalo waktu satu bulan yang di minta Rahma belum abis. Tapi toh yang di minta khan cuma ‘tidak mengadakan kontak’…., dan secara teknis duduk-duduk dengan jarak agak jauh di depan rumahnya, gak bisa di anggap menyalahi aturan khan? Hahahaha… abisnya gua penasaran banget ama alamat rumahnya.Tadi sih gua sempet liat Rahma pulang kerja sore-sore, tapi setelah masuk ke rumahnya, ehhh… gak keluar-keluar lagi. So… mau gimana lagi, masa gua harus pura-pura nyasar nanya alamat biar bisa nengok isi rumahnya ?? (sempet juga seh kepikiran gitu, tapi jelas aja gua batalin demi janji gua)Tentang Rahma yang gua liat, gak banyak berubah dari yang gua inget. Malah kalo di banding waktu sering ketemu di kampus dulu, Rahma yang sekarang nyaris masih sama.
Catatan 20 Agustus 2008
Kalo harus di evaluasi ulang, gua pikir rencana pengembangan divisi marketing mulai memperlihatkan celah-celah kelemahannya (liat note tgl 2 juli). Cost yang di bebankan akibat penambahan biaya operasional, tidak berimbang dengan hasil yang di dapat terutama pada periode jangka pendek. Perluasan jaringan, terutama dari sisi brand image perusahaan pada satu sisi mungkin dapat dianggap mengalami peningkatan yang cukup drastis. Tapi di sisi lain, bagaimana dengan arah budaya perusahaan yang kelihatannya mulai bergeser? Pastinya bukan sesuatu yang gua suka dan perlu evaluasi lebih lanjut tentang hal ini.NB: alarm handphone gua bunyi, hari ini harusnya gua udah boleh ngontak Rahma, tapi kok rahma gak ngangkat telepon dari gua? Sms juga gak di bales. Perasaan gua jadi gak enak seharian, bawaannya marah-marah terus di kantor.Catatan tambahan,Hihihi, baru aja gua dapet sms balesan dari Rahma. Langsung aja gua telpon balik. Gak banyak yang diobrolin, cuma nanya kabar…. Lumayan seneng sih, tapi gak bisa lama-lama coz badan gua juga rasanya lagi gak fit. Fiuh.. kayaknya dia agak marah pas gua agak cepet nutup telponnya
Catatan 31 Agustus 2008
Hari bersejarah !!! Tadi siang gua baru aja ngelepas status keperjakaan gua. Upss…. Hehehe salah, maksud gua status jomblo gua. Dan siapa lagi kalo bukan ama Rahma.Hari ini, pokoknya gua gak beradar di bumi!!! Entah beradar di alam mana gua seharian ini… semua yang gua liat, yang gua rasain… pokoknya semuanya bikin gua bahagia serasa alam lain yang namanya surga. Dan herannya, asal tau aja… bohong banget kalo ada yang bilang di surga ada banyak bidadari. Buktinya selama gua di surga, gua cuma ngeliat 1 bidadari doang, dan pas gua kenalan ama sang bidadari, dia bilang namanya RAHMA PUSPITA SARI(Romantis banget gak sih ??? kok tumben-tumbenan gua bisa nulis kayak gini :) )
Catatan 16 November 2008
Tadi siang gua ke kampus buat urusan legalisir ijazah. Sebenernya gua juga gak tau buat apa gunanya, mungkin cuma buat nyenengin orang tua biar bisa ikutan penerimaan CPNS. Niat gua juga cuma separuh hati kalo harus jadi pegawai negeri. Menurut gua sih masih mending gua tetep bertahan di jalan gua sekarang, usaha mandiri. Toh walaupun kadang-kadang berat, yang mungkin bebannya gak pernah kebayang ama orang tua gua yang notabenenya PNS, kenyataanya menurut gua ngasih gaji ke orang lain, tetep aja lebih seru di banding harus kalo hidup dari nerima gaji. Tapi yah udah lah… Toh kapan lagi gua make ijazah gua.Tadi siang di kampus, kebetulan gua juga ketemu sama Hikma, temennya Rahma waktu dulu (kalo gak salah sih, dulu dia yang pernah nyampein salam rahma ke gua (: ).
Gw gak sempet ngobrol banyak ama dia, tapi dari kesan yang gua dapet – mungkin dia udah lama gak berhubungan ama Rahma, atau mungkin pernah ada ‘crash’ antara mereka berdua, coz gua ngerasa dia selalu nuker topik pembicaraan pas gua singgung nama Rahma. Ya sudahlah… gua juga gak mau maksa. Akhirnya gua cuma tukeran no hp. Harapan gua sih buat kejutan ke Rahma…. Siapa tau aja dia kangen ama temennya. Pulang dari kampus, pastinya kemana lagi kalo tujuan gua bukan ke rumah Rahma. Emang udah agak malem sih… tapi keluarganya kayaknya gak terlalu keberatan. Toh gua cuma ngobrol sebentar ama Rahma…. Selebihnya, main catur ama bokapnya. Whahahahahaha.Btw, kenapa tadi gua lupa ngasih nomor telepon hikma ya? Dan satu lagi. Kenapa juga gua nulis catatan tentang rahma di sini? Padahal khan gua udah punya file khusus buat nulis cerita hari-hari gua sama Rahma. Hahahaha……terbit sejak 1 september 2008(Yah anggap aja tulisan yang sekarang cuma sebagian imbas dari cerita gua tentang berangkat ke kampus demi menyenangkan orang tua. Hihihihi)Tapi mumpung gua nulis di sini, sekalian aja gua evaluasi tentang hubungan gua ama Rahma setelah 3 bulan berjalan. Ada beberapa hal yang mau gua tulisPertama, tentang pekerjaan gua. Entah kenapa sampai saat sekarang gua masih belum bisa jujur ke Rahma. Selama ini gua cuma ngaku sebagai karyawan. Gaji gua juga kecil, dan tentang kenapa waktu luang gua keliatan bebas banget… yah gua bilang aja, atasan gua masih sodara ama gua dan punya banyak utang jasa ama orang tua gua, jadinya gak mungkin marahin gua. Hahaha. Tapi gua rasa semuanya gak masalah buat Rahma.... cuma rasa gak enak aja kalo bo'ongKedua, gua juga penasaran ama sikapnya Rahma kalo berhubungan ama lingkungan kerja dan temen-temennya. Bahkan sampe sekarang, gua belum satupun temen kerja dia yang gua kenal. Sementara ini sih gua anggap karma, soalnya gua juga belum pernah ngenalin dia ke temen-temen gua, walaupun semuanya udah gua ceritain ke dia.Ketiga, Kenapa juga dia kagak pernah mau kalo gua ajak ke rumah ketemu keluarga gua?? Pernah sih dia dateng ke rumah….. tapi sialnya, waktu itu keluarga gua lagi pergi semua. Keempat, tentang lingkungan rumahnya. Entah kenapa gua merasa ada yang aneh ama tentangga-tetangganya…. Tentang yang ini, mungkin hanya perasaan gua aja….Kelima, hihihi… udah ah. Banyak banget…. Di atas segalanya, semuanya yang gua jalanin ama Rahma tetep aja gua anggap sebagai mukjizat dalam hidup gua :).
===================================================
2010
Demikian beberapa kutipan yang saya ambil dari catatan diary komputer saya. Langsung saya copy paste, agar tidak merubah susunan bahasa saya saya tulis menurut waktunya. Beberapa susunan kata, rasanya mungkin agak sulit di cerna…. Beberapa agak sulit di pahami kondisinya. Tapi biarlah, karena memang demikian adanya.
Bagian selanjutnya dari cerita ini tidak pernah saya tulis dalam catatan harian saya, namun demikian inilah yang kemudian menjadi inti dari cerita saya saat ini.Memasuki awal bulan desember 2008, kondisi perusahaan saya tiba-tiba mengalami keterpurukan. Efek dari krisis global kwartal pertama di prediksi hingga bulan februari 2009. Bersamaan dengan itu, hubungan saya dengan Rahma mulai menjadi renggang, sebagian besar saya akui mungkin karena berawal dari perubahan sikap dari diri saya sendiri yang terlalu fokus dalam menangani perbaikan manajemen perusahaan.Hingga akhirnya pada awal Januari 2009, saya baru sadar bahwa Rahma tidak mau lagi menerima panggilan telepon ataupun sms dari saya. Saat itu saya berpikir mungkin ada baiknya jika saya langsung datang dan bertemu muka di rumahnya begitu ada waktu luang. Hanya saja rencana itu selalu menemui hambatan – apalagi kalau bukan karena urusan pekerjaan.Dan tentang Hikma, sahabat Rahma sewaktu kuliah dulu, dialah yang kemudian menjadi kunci dari semua cerita ini. Intensitas komunikasi antara saya dan Hikma, bisa dikatakan meningkat, berbanding terbalik dengan hubungan saya dengan Rahma. Mulai dari komunikasi via sms, telepon, hingga chating pada saat jam kerja. Namun dari semuanya, hubungan kami tetap berada pada tataran pertemanan. Dalam pandangan saya, satu hal yang cukup menguntungkan adalah kenyataan bahwa Hikma bekerja di salah satu perusahaan konsultan keuangan, hingga secara tidak langsung berguna sebagai sumber pertimbangan perbaikan kondisi perusahaan saya.Minggu, 25 Januari 2009, adalah hari yang benar-benar merubah hidup sayaSetelah semalaman hampir putus asa mencoba menghubungi nomor telepon Rahma, akhirnya pagi itu saya mengambil keputusan untuk datang langsung ke rumahnya. Karena bagaimanapun, tentu saja dalam masalah yang muncul saat ini, kesalahan berawal dari diri saja pribadi. Wajar jika saya harus datang minta maaf.Beberapa saat setelah berangkat dari rumah, tiba-tiba saya menerima panggilan dari salah satu klien saya untuk segera datang ke daerah bekasi. Hihihihi, ironisnya setelah membulatkan tekad untuk datang ke rumah Rahma, pada akhirnya saya tetap memilih datang ke rumah klien saya….. “toh gua masih bisa ke rumah Rahma agak sorean…. “ mungkin begitu pikir saya saat itu.Namun lagi-lagi takdir berkehendak lain. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaan dengan klien saya, pesan pendek dari Hikma masuk ke handphone saya, “Ketemuan yuk. Ada yang mau gw omongin…..”. “ada apa? Gw lagi jalan di daerah Bekasi. Penting gak?” balas saya. “kebetulan, gw tunggu di KFC MM ya” balasan dari Hikma…“Ok. Tunggu gw setengah jam lg”…………….. ##########Saya tak pernah paham bagaimana akhirnya saya bisa mengambil putusan pada jawaban sms saya yang terakhir. Entah apa yang ada di benak saya saat itu, satu hal yang pasti, akhinya saya bertemu dengan hikma dan kembali menggadaikan tekad saya untuk bertandang ke rumah Rahma.Awal percakapan saya dengan Hikma saat itu rasanya sangat membosankan. Tentang strategi keuangan, tentang teman kantor, agama… dan macam-macam hal yang saat itu sama sekali tidak menarik dalam anggapan saya. Berulang kali saya menghela nafas panjang, sekejar sekedar menambah tanaga agar tidak terjerumus dalam perangkap kantuk akibat pembicaraan yang membosankan, “TAU GAK SIH… ADA HAL YANG PENTING YANG HARUS GUA KERJAIN SAAT INI DARIPADA SEKEDAR NEMENIN NGOBROL SAMA LO………..!!!” tantu saja hanya saya ucapkan dalam batin, sementara bibir saya tetap tersenyum sebagai reaksi reflek dari setiap suara tawa yang keluar dari lawan bicara saya, “GUA BENER-BENER GAK TAU APA YANG LO BICARAIN, TAPI GUA TETEP TERSENYUM KOK.. HAHAHAH” “boleh gua nanya, apa lo punya masalah ama Rahma??” tiba-tiba saya menyela.Pada saat yang sama, saya melihat perubahan drastis pada raut muka hikma. Ada aura gelap yang tiba-tiba menyelimuti rona wajahnya. Saya sendiri sempat menelan ludah melihat perubahan yang terjadi.“Kenapa?? Pertanyaan gua salah ya? Bukannya Rahma juga temen lo? Kenapa lo selalu menghindar setiap gua mulai bertanya tentang Rahma? Jelasin ke gua… “ serentetan pertanyaan tiba-tiba terlontar dari mulut saya. Mungkin dengan nada agak tinggi… entahlah. Namun hal itu membuat lawan bicara saya terdiam cukup lama.“Lo masih inget waktu kuliah dulu, gua sering nyampein salam dari Rahma buat lo??” akhirnya hikma mulai memecah kesunyianPertanyaan hikma itu tersebut hanya saya sambut dengan senyum. “jelas aja gua tau” suara dalam pikiran saya…..“Yang bakalan gua ceritain ke lo sebenernya cuma cerita lama tentang temen gua…. Dan ketika ketemu lagi ama lo, tiba-tiba ada sesuatu yang gua inget dan bikin gua penasaran. Gua sendiri kagak atau apa masih ada gunanya buat gua ceritain apa kagak….”“Gua kasih tau ya…., waktu dulu Rahma sering cerita ke gua, kalo dia suka ama lo. Udah beberapa kali dia nyoba bicara sama lo, tapi katanya lo selalu menghindar kalo mulai di ajak bicara soal perasaan. Bahkan gua sendiri sering di minta nanyain perasaan lo ke dia, tapi gua pikir emang dasar elo yang payah…”“Sekarang gantian gua tanya, apa lo pernah nyadar ama perasaan Rahma?? Dan yang paling penting gua pengen nanya, gimana sebenernya perasaan lo waktu itu? Apa lo suka ama Rahma??”Hmmmm…. Butuh waktu cukup lama juga untuk saya mencerna semua paparan yang di baru aja di jelasin ama lawan bicara saya. “Dulu ???? Perasaan waktu dulu??? Maksudnya apa nanya kayak gitu?? Jangan-jangan Hikma sama sekali gak tau tentang siapa gua sekarang?? Gua pacarnya Rahma…. Kok cerita jaman dulu masih aja bikin hikma penasaran?? Atau jangan-jangan, sejak lulus kuliah mereka berdua emang belum pernah ada komunikasi lagi sampe sekarang?? Tapi gak mungkin… Bukannya gua udah ngasih nomor telepon Hikma ke Rahma?? Masa sih Rahma belum gak mau nelpon temennya sendiri?? Mungkin ada alasan yang gua gak ngerti dalam masalah ini, ada bagian yang putus dari jalur rantai yang harus gua cari… hmmm.” Semuanya mengalir begitu saja dalam benak saya. Kusut, tapi saya yakin ada penjelasan yang masuk akal atas semua ini.“kalo lo nanya, apa waktu dulu gua ngerasa suka ama Rahma!?.... gua jawab jujur, iya… waktu dulu gua suka ama Rahma. BAHKAN JAUH SEBELUM GW KENAL AMA LO, SEJAK AWAL MASUK KULIAH PERTAMA KALI KETEMU AMA DIA, GUA UDAH JATUH CINTA AMA RAHMA…… dan bukan cuma itu, sampai saat sekarangpun, saat lo duduk di depan gua, perasaan gua tetap belum berubah. GUA CINTA AMA RAHMA SEJAK DULU, SAMPAI DETIK SEKARANG DAN SAMPAI SELAMANYA !!!................. so, apa lo udah puas ama jawaban gua??” Pada saat itu, saya sendiri tidak dapat menggambarkan bagaimana kondisi saya sebenarnya. Nada bicara saya terasa tinggi, apakah terdengar seperti marah atau bersemangat ? atau mungkin sebaliknya.. nada suara saya sedemikian pelannya, sebagai sebuah pengakuan paling jujur yang keluar dari hati saya yang paling dalam. Namun apa yang terjadi kemudian terasa terjadi begitu cepat diluar kendali pikiran saya. Baru sesaat saya melihat air mata yang mengalir di pipi Hikma, tangan saya terasa di tarik oleh seseorang – lalu sesaat kemudian saya sudah berada di samping jok kemudi mobil Hikma, melalui jalan berliku-liku tanpa tahu akan di bawa ke mana, dan setelah entah berapa lama mobil berhenti, dan Hikma mulai lagi menarik tangan saya. Pikiran saya saat itu seakan tertutup. Semua yang saya lihat dan rasa seakan hanya berlalu tanpa mampu saya cerna…….Masih terlihat garis sisa tangis di pipi Hikma. “Kenapa Hikma menangis?? Kenapa?? Apakah karena sasuatu yang telah saya lakukan? Mungkin….. Tapi apa??? Apa yang saya lakukan ?? ahhh… saya ingat sekarang. Tadi kami sempat bertengkar….. bukan bertengkar biasa… orang-orang tadi sempat berlarian…. Yah… saya ingat, kami memang bertengkat hebat tadi. Tapi kenapa?? Kenapa kami sampai bertengkar…. Apakah saya memukulnya??? Tidak!!! Saya tidak memukul hikma… tapi ada sesuatu yang yang keras memukul saya… yah… sesuatu…. Sesuatu tentang Rahma?? Yah… tentang Rahma.. sesuatu tentang Rahma yang memukul saya….. bukan jasad saya… hati saya.. pikiran saya terpukul !!! Apa itu yang tentang Rahma!?? Sesuatu.. tapi saya tidak ingat… Apaaaaaa!??? Apakah Rahma menghianati saya?? Apakah itu?? Bukan!! Rahma tidak mungkin menghianati saya!!! Arrrrgh… kepala saya sakit. Rasanya babal benar otak ini !!! dan kemana pula hikma membawa saya?? Ah.. biarlah. Kemanapun tak masalah……. Tapi apa??? Apakah yang terjadi dengan Rahma!?... sesuatu yang membuat Rahma meninggalkan saya… yah .. betul… tadi Hikma mengatakan Rahma meninggalkan saya!! Meninggalkan saya??? Tapi kenapa??? Ahhh iya, sekarang saya ingat…. Tadi kami sempat bertengkar hebat karena Hikma berkata bahwa Rahma telah meningalkan saya…. Bukan!! Bukan meninggalkan saya… Rahma telah meninggal !! yah… benar.. Rahma telah meninggal……… Tapi kenapa?? Tapi kenapa kami sampai bertengkar?? Ada sesuatu…… ada sesuatu yang lebih dari itu…. Sesuatu yang lebih menyakitkan !!!Saat itulah, saat pikiran saya mulai tersadar, saya telah berdiri terpaku di atas sebuah batu nisan
RAHMA PUSPITA SARI
Lahir : 29 Mei 1982
Wafat : 15 Mei 2005
Subscribe to:
Posts (Atom)