“Ketika hujan datang menyelimuti
suara tangis yang mengharu biru, semua orang terdiam tanpa mendengar
sedikitpun celah tangisan ini. Disanalah ku luapkan kekesalan dan
kekecewaanku, terima kasih hujan karena kau telah menutup jeritan
tangisku dengan derasnya kekuatanmu”
“Hujan rintik yang selalu datang
ketika ku merasa kesepian, menemani dan menutupi gundahnya hati hati
ini. Ku yakin kau kasian melihatku terpuruk didepan jendela dengan mata
yang kosong ku menerawang. Terima kasih awan karena selalu
menyelimutiku”
“Terkadang awan tak ingin
mengeluarkan hujannya karena takut menyakiti orang yang sedang
bersenang-senang diatas sinarnya matahari, namun juga awan tak ingin
melihat seorang yang sedang termenung dalam kesedihan dan ia memaksakan
diri untuk mengeluarkan hujannya untuk bisa menemani meskipun hanya
dengan derasnya hujan”
“Hujan yang selalu muncul ketika dia
marah, dan semua orang mengunci rapat pintu rumahnya karena takut
terkena petir dan badai. Begitupun dirimu, ketika kau bersikap hal yang
tak wajar, semua orang akan berbalik badan dan menjauh darimu”
“Mentari yang memberikan kehidupan
siang pada seluruh manusia, dan bulan purnama yang memberikan cahayanya
dimalam hari, meskipun dengan cahaya yang seadanya namun tetap
bermanfaat untuk orang yang menyusuri jalan kecil dengan kaki yang
merangkak”