Saturday, April 18, 2015

Kata-Kata Mutiara Sedih Di Waktu Hujan

Kata-kata Mutiara Sedih Di Waktu Hujan yang kali ini akan kami sajikan, khusus untuk sahabat yang sedang merasakan sakitnya cinta, dibohongin, diPHP-in, ditinggalin dan mungkin dikhianatin. Meskipun sekarang ini bukan musimnya hujan namun tak ada salahnya jika artikel ini dibuat untuk sahabat dirumah. Semoga artikelnya bermanfaat dan berguna ya, keep spirit untuk hidup yang hanya sementara ini.
“Ketika hujan datang menyelimuti suara tangis yang mengharu biru, semua orang terdiam tanpa mendengar sedikitpun celah tangisan ini. Disanalah ku luapkan kekesalan dan kekecewaanku, terima kasih hujan karena kau telah menutup jeritan tangisku dengan derasnya kekuatanmu”
“Hujan rintik yang selalu datang ketika ku merasa kesepian, menemani dan menutupi gundahnya hati hati ini. Ku yakin kau kasian melihatku terpuruk didepan jendela dengan mata yang kosong ku menerawang. Terima kasih awan karena selalu menyelimutiku”
“Terkadang awan tak ingin mengeluarkan hujannya karena takut menyakiti orang yang sedang bersenang-senang diatas sinarnya matahari, namun juga awan tak ingin melihat seorang yang sedang termenung dalam kesedihan dan ia memaksakan diri untuk mengeluarkan hujannya untuk bisa menemani meskipun hanya dengan derasnya hujan”
“Hujan yang selalu muncul ketika dia marah, dan semua orang mengunci rapat pintu rumahnya karena takut terkena petir dan badai. Begitupun dirimu, ketika kau bersikap hal yang tak wajar, semua orang akan berbalik badan dan menjauh darimu”
“Mentari yang memberikan kehidupan siang pada seluruh manusia, dan bulan purnama yang memberikan cahayanya dimalam hari, meskipun dengan cahaya yang seadanya namun tetap bermanfaat untuk orang yang menyusuri jalan kecil dengan kaki yang merangkak”

Cerpen Bergambar Lucu























Cerpen Lucu Banget

Tentunya kita pernah naik bis dan bertemu dengan pedagang yang aneh-aneh. Masih inget gak waktu pertama kali dapat “hadiah” sebuah barang yang tiba-tiba dibagikan orang di pangkuan kita waktu duduk di bis?. Mungkin pertama kali heran tetapi akhirnya jadi sedikit sebal karena kita jadi waspada karena dititipi barang dagangan dengan paksa sehingga ga enak klo mo tidur. Ada juga sih kita yang ceroboh menjatuhkan hingga ke kolong bangku, wis pokoke sangat merepotkan. Tapi klo aku sih daripada sebal mending menikmati momen sang penjual ngoceh berpromosi ria soal barang dagangannya. Terkadang ada juga yang kreatif, misalnya penjual pensil di bis beberapa tahun yang lalu.
Sambil membagi dagangannya dia nyerocos…”Silahkan dipilih warnanya macem2, hanya dengan uang lima ribu bisa dapet sepuluh pensil istimewa, warnanya pun gaul, klo suka dangdut tinggal pake yang kelap-kelip, ditanggung gak habis dalam sepuluh tahun. Pensil ini punya kemampuan bisa memendek dan kayunya empuk untuk diraut atau enak juga buat digigit-gigit karena bahannya tidak beracun dan ramah lingkungan. Selain buat nulis pensil ini punya fungsi istimewa yaitu untuk relaksasi. Tinggal dikorek-korek ke kuping pasti hidup jadi lebih indah, juga bisa buat alat pertahanan diri tinggal dicolokin ke mata lawan, atau klo nekat bisa juga digunakan sebagai tusuk gigi, tapi klo yang terakhir itu kurang disarankan…..,” Nah itu emang penjual pensil yang agak eror tapi minimal punya selling skill. Intinya sih klo mo dagang jangan sampai menjatuhkan harga diri, misalnya dengan cara melas… “ Om ayo dong dibeli, saya belum makan tiga hari.., kasihanilah, buat makan…..” hihihi cara yang ga mbois blas… Begitupun cara-cara yang gak etis misalnya ngancam-ngancam, maksa-maksa atau berbohong tentang barangnya. 
Sebagai konsumen kita juga ga boleh bikin pedagang sakit hati. Jadi ingat Hilman dalam novelnya Lupus Kecil, ceritanya Lupus lagi liat penjual siput laut atau keong, trus dia nanya-nanya..”Mang siputnya bisa dimakan ga?”, “ya gak bisa dek, ini kan siput laut..”..”trus bisa gigit Ga?” “ Gak dong pokoke aman kok buat mainan. Adek mo beli?” tanya pedagangnya antusias. Trus si Lupus jawab, “ Aneh, klo gak bisa dimakan dan ga bisa gigit kok dijual? Mending jualan semut Rangrang aja, walo ga bisa dimakan tapi kan bisa gigit…..” Nah itu baru sekelumit cerita tentang pedagang dan konsumen. Intinya sih sebagai konsumen kita juga ga boleh mengadul-adul barang dagangan orang tapi gak beli dengan legitimasi pembeli adalah raja, padahal yang namanya pembeli adalah yang bener2 melakukan transaksi.
Tapi juga pedagang emang suka menyebalkan tapi kok kita butuh ya. Jadi seperti hubungan dilematis, benci tapi rindu… klo didepan pedagang kita jadi sok mencibir… “kok mahal banget sih bang, barangnya ga bagus nih dsb…”..tetapi begitu nyampe rumah kita cekikikan seneng karena dapet barang bagus dan murah ampe dipamerin ma temen2 sekantor. Budaya yang aneh dan mungkin bagi kita itu white lie, padahal tetep aja ga etis seperti gak etisnya pedagang yang suka bohong..”waduh klo segitu sih buat kulakannya aja ga nutup Neng..” atau “pokoknya klo ada yang lebih murah ta belinya sendiri deh..dsb..”. Hmmm… ternyata benar juga klo gak ati2 di Pasar bisa jadi tempat kita jual beli dosa..

Hukum Riba, Macam-macam Riba dan Bahaya Riba

Allah Swt. berfirman;
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ -٢٧٥- يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ -٢٧٦- إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ -٢٧٧- يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ -٢٧٨- فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُونَ -٢٧٩-
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)[1].
Asbabun Nuzul[2]
            Al-Abbas dan Khalid bin al-Walid adalah dua orang yang berkongsi di zaman jahiliyah, dengan memberikan pinjaman secara riba kepada orang suku Tsaqif. Setelah islam datang, kedua orang ini masih mempunyai sisa riba dalam jumlah besar. Begitulah lalu turun Al-Baqarah: ayat 278 , kemudian Rasulullah Saw. bersabda:
"Ketahuilah! Sesungguhnya tiap-tiap riba dari riba jahiliyah harus sudah dihentikan, dan pertama kali riba yang kuhentikan ialah riba al-Abbas dan setiap (penuntutan) darah dari darah jahiliyah harus dihentikan, dan pertama-tama darah yang kuhentikan ialah darah Rabi'ah bin Harits bin 'Abdul Muththalib".
Pengertian Riba
            Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu[3];
  • Bertambah (الزيادة), kerena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan.
  • Berkembang (النام), kerena salah satu perbuatan riba adalah membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain.
  • Berlebihan atau Menggelembung, kata-kata ini berasal dari firman Allah surah Al-Haj:
Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba;
  1. Syaikh Muhammad Abduh[4], berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), kerena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang ditentukan
  2. M. Quraish Shihab[5],  Riba adalah mengambil kelebihan di atas modal dari yang butuh dengan mengeksploitasi kebutuhannya.
  3. Ibnu Katsir[6], riba adalah menolong atau  membantu, namun mencari keuntungan di balik pertolongan tersebut bahkan mencekik dan menghisap darah.
Tafsir Surah Al-Baqarah 275-279
            Persoalan riba telah dibicarakan Al-Qur'an sebelum surah Al-Baqarah 275-279. Kata riba ditemukan dalam empat surah, yaitu Al-Imran, An-Nisa', Ar-Rum dan Al-Baqarah[7]. Ayat terakhir tentang riba adalah ayat-ayat yang terdapat dalam surah Al-Baqarah. Bahkan ayat ini dinilai sebagai ayat hukum terakhir atau ayat terakhir yang diterima oleh Rasul saw. Umar bin Khaththab berkata, bahwa rasul saw. wafat sebelum sempat menafsirkan maknanya, yakni secara tuntas[8].
            Menurut M. Quraish Shihab, ayat ini telah didahului oleh ayat-ayat lain yang bicara tentang riba, maka tidak heran jika kandungannya bukan saja melarang praktek riba, tetapi juga sangat mencela pelakunya, bahkan mengancam mereka[9]. Ash-Shabuni menafsirkan ayat ini, sebagai berikut[10];
  1. Maksud "makan" pada ayat di atas, ialah mengambil dan membelanjakannya. Kata ”makan" ini sering pula dipakai dengan arti mempergunakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar.
  2. Dipersamakannya pemakan-pemakan riba dengan orang-orang yang kesurupan adalah suatu ungkapan yang halus sekali, yaitu; Allah memasukan riba dalam perut mereka itu, lalu barang itu memberatkan mereka. Hingga mereka itu sempoyongan, bangun jatuh. Itu akan menjadi tanda mereka di hari akhirat nanti . Sedangkan menurut M. Quraish Shihab[11],
Sebenarnya tidak tertutup kemungkinan memahaminya sekarang dalam kehidupan dunia. Mereka yang melakukan praktek riba, hidup dalam situasi gelisah, tidak tentram, selalu bingun dan berada dalam ketidakpastian, disebabkan kerena pikiran mereka yang tertuju kepada materi dan penambahannya. Banyak orang, lebih-lebih yang melakukan praktek riba, menjadikan hidupnya hanya untuk mengumpulkan materi, dan saat itu mereka hidup tak mengenal arah. Benar, orang-orang yang memakan riba telah disentuh setan sehingga bingun tak tahu arah.
  1. Perkataan " sesungguhnya jual beli sama dengan riba" itu disebut "tasybih maqlub" (persamaan terbalik), sebab "musayabbah bih"-nya nilainya lebih tinggi. Sedangkan yang dimaksud disini ialah: Riba itu sama dengan jual beli, sama-sama halalnya karena mereka berlebihan dalam keyakinannya, bahwa riba itu dijadikannya sebagai pokok dan hukumnya halal. Sehingga dipersamakan dengannya dengan jual beli. Menurut M. Quraish Shihab[12],
ucapan ”jual beli tidak lain kecuali sama dengan riba" ucapan tersebut (Pelaku riba) menunjukkan bagaimana kerancuan berpikir dan ucapan mereka. Mestinya mereka berkata "Riba, tidak lain kecuali sama dengan jual beli" karena masalah yang dibicarakan masalah riba, sehingga itu yang harus didahulukan penyebutannya, tetapi mereka membalikannya. Ini  contoh sederhana dari pembalikan logika mereka serta keterombangambingan yang mereka alami. Bisa jadi juga, ucapan itu untuk menggambarkan, bertapa riba telah mendarah daging dalam jiwa mereka sehingga menjadikannya sebagai dasar transaksi ekonomi yang diterima sebagaimana halnya jual beli. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli, jual beli saling menguntungkan kedua belah pihak, sedangkan riba merugikan salah satu pihak.
  1. Yang menjadi titik tinjaun dalam ayat " Allah memusnahkan riba dan menumbuhkan sedekah" ialah Allah menjelaskan, bahwa riba menyebabkan kurangnya harta dan penyebab tidak berkembangnya harta itu. Sedangkan sedekah adalah penyebab tumbuhnya harta dan bukan penyebab berkurangnya harta itu.
  2. Kata "perang" dengan bentuk nakirah adalah menunjukan besarnya persoalan ini, lebih-lebih dengan dinisbatkannya kepada Allah dan Rasul. Seolah-olah Allah mengatakan: percayalah akan ada suatu peperangan dahsyat dari Allah dan Rasul-Nya yang tidak dapat dikalahkan. Ini memberi isyarat, bahwa akibat yang paling buruk akan dialami oleh orang-orang yang biasa makan harta riba. Ibnu Abbas berkata: Kelak di hari qiyamat akan dikatakan kepada pemakan riba-angkatlah senjatamu untuk berperang, kemudian ibnu Abbas membaca ayat 275[13].
  3. Perkataan "Kaffar" dan "Atsiem" kedua-duanya termasuk shighat mubalaghah, yang artinya: banyak kekufuran dan banyak berbuat dosa. Ini menunjukkan, bahwa haramnya riba itu sangat keras sekali, dan termasuk perbuatan orang-orang kafir, bukan perbuatan orang-orang islam.
  4. Perkataan "Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, maka berilah kesempatan sampai ia berkelonggaran" itu untuk memberi semangat kepada pihak yang menghutangi supaya benar-benar memberi kepada pihak yang berhutang itu sampai ia benar-benar mampu. Rasul Saw. bersabda: Barang siapa menangguhkan pembayaran hutang orang yang berada dalam kesulitan, atau membebaskannya dari hutangnya, maka dia akan dilindungi Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya (hari kiamat) (HR. Imam Muslim)[14].
  5. Sebagian ulama berkata, barangsiapa yang merenungkan ayat-ayat di atas dengan segala kandungannya, seperti tentang siksaan pemakan riba, orang yang menghalalkan riba serta besarnya dosanya, maka dia pun akan tahu betapa keadaan mereka-mereka itu kelak di akhirat, mereka akan dikumpulkan dalam keadaan gila, kekal di neraka, dipersamakan dengan orang yang kafir dan akan mendapat perlawanan dari Allah dan Rasul serta kekal dalam la'nat.
  6. Ayat-ayat riba ini ditutup dengan " dan takutlah kepada suatu hari dimana kamu sekalian akan dikembalikan kepada Allah di hari itu, kemudian tiap-tiap jiwa akan dibalas dengan penuh sesuai apa yang dikerjakan dan mereka tidak akan dianiya." Dan ayat ini adalah ayat yang terakhir turun setelah sembilan hari kemudian rasul saw wafat.
Tahap diharamkannya Riba[15]
1.    Qs. Ar-Rum: 39
2.    Qs. An-Nisa': 159
3.    Qs. Ali Imran: 130
4.    Qs. Al-Baqarah: 278
Macam-macam Riba
Menurut sebagian ulama riba dibagi menjadi tiga yaitu Riba Nasi'ah, Riba Fadhal dan riba Yad. Riba Nasi'ah ialah riba yang sudah ma'ruf di kalangan jahiliyah, yaitu seseorang menghutangi uang dalam jumlah tertentu kepada seseorang dengan batas tertentu, dengan syarat berbunga sebagai imbalan limit waktu yang diberikan itu[16]. Misalnya, seorang yang berhutang seribu rupiah yang mesti dibayar dalam jangka  waktu yang telah ditetapkan, tetapi tidak terbayar olehnya pada waktu itu, maka bertambah besar jumlah utangnya[17], riba semacam inilah yang kini berlaku di Bank-bank (Konvensional). Menurut Prof. Dr. Abdul Aziz muhamamad Azzam;
Riba dalam jenis transaksi ini sangat jelas dan tidak perlu diterangkan sebab semua unsur dasar riba telah terpenuhi seperti tambahan dari modal dan tempo yang memyebabkan tambahan. Dan menjadikan keuntungan (interest) sebagai syarat yang terkandung dalam akad yaitu sebagai harta melahirkan harta kerena adanya tempo dan tidak lain ada lagi yang lain[18].
Sufyan telah meriwayatkan dari Humaid dari Maisarah dia berkata, "aku bertanya kepada Ibn Umar, bahwa aku berhutang dengan bertempo, kemudian orang tempat aku berhutang itu berkata "Lunaskanlah hutangmu sekarang ini juga dan kupotong hutangmu itu.'' Ibnu Umar berkata ,itu Riba[19].
            Riba Fadhal[20], sebagaimana yang tersebut dalam hadis Ubbadah bin Shamit, dia berkata;
Bahwasannya aku telah mendengar Rasulullah Saw melarang menjual emas dengan emas, perak dengan perak, tamar dengan tamar, gandum dengan gandum, Sya'ir dengan sya'ir, garam dengan garam, kecuali satu rupa dengan satu rupa, dibayar tunai. Maka barangsiapa yang menambah tau meminta tambah, sesungguhnya dia telah melakukan riba.''(HR. Muslim)
Riba Fadhal adalah tambahan pada salah satu dua ganti kepada yang lain ketika terjadi tukar menukar sesuatu yang sama secara tunai. Islam telah mengharamkan riba ini dikarenakan dapat mengantarkan kepada riba yang hakiki yaitu riba Nasi'ah.
Dari Abu Sa'id al-Khudri, dia berkata; Bilal datang menemui Nabi Saw membawa kurma burni (kurma yang bagus) lalu Nabi Saw bertanya kepadanya; Darimana kamu mendapatkan ini? Bilal menjawab; kami mempunyai kurma yang buruk lalu saya jual (tukar) dua Sha' dengan satu Sha' kurma yang baik. Nabi berkata kepadanya; '' aduh bukankah ini yang dikatakan riba dan yang dikatakan riba jangan kamu lakukan, namun jika kamu ingin membeli, maka jual kurma yang buruk dan beli kurma yang baik. (Syaikhnani, Muslim)[21].
            Menurut Sulaiman Rasyid, Riba Yad adalah dua orang yang bertukar barang atau jual beli berpisah sebelum timbang terima[22]. Sedangkan menurut Ibn Qayyim, perpisahan dua orang yang melakukan jual beli sebelum serah terima mengakibatkan perbuatan tersebut menjadi riba.[23]
Dampak Riba
  1. Bahaya buat masyarakat dan agama[24]
  2. Para Ahli ekonomi berpendapat bahwa penyebab utama krisis ekonomi adalah bunga yang dibayar sebagai penjiman modal atau dengan singkat bisa disebut riba[25].
  3. Riba dapat menimbulkan over produksi. Riba membuat daya beli sebagian besar masyarakat lemah sehingga persedian jasa dan barang semakin tertimbun, akibatnya perusahaan macet karena produksinya tidak laku, perusahaan mengurangi tenaga kerja untuk menghindari kerugian yang lebih besar, dan mengakibatkan adanya sekian jumlah pengangguran[26].
  4. Lord keynes pernah mengeluh dihadapan  Majelis Tinggi (House of Lord) inggris tentang bunga yang diambil oleh pemerintah A.S. Hal ini menunjukkan bahwa negara besar pun seperti inggris terkena musibah dari bunga pinjaman Amerika, bunga tersebut menurut fuqaha disebut riba. Dengan demikian, riba dapat meretakkan hubungan, baik hubungan antara orang perorang maupun negara antar negara, seperti Inggris dan Amerika[27].
  5. Seringan-ringan dosa riba yaitu seperti halnya kita berjima' dengan ibu kita sendiri[28](Ibn Majah dan al-Hakim).
  6. Mendapat laknat dan kelak di yaumil qiyamah mereka pelaku riba, Allah dan Rasul-Nya akan memerangi mereka, dibangkitkan dalam keadaan gila dan mereka kekal di dalam neraka.
Simpulan[29]
  1. Riba merupakan dosa yang sangat besar.
  2. Riba banyak ataupun sedikit hukumnya sama.
  3. Seorang mukmin wajib berdiri di atas batas-batas hukum syara' yaitu menjahui semua yang diharamkan Allah.
  4. Senjata yang paling ampuh yang dapat melindungi diri seorang muslim dari menyalahi hukum Allah itu ialah bertakwa kepada Allah.

Kemukjizatan Al-Qur'an : Astronomi


Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT pada satu waktu tertentu, yaitu diturunkan pada masa jahiliyah, lebih dari 14 abad yang lalu. Ia juga diturunkan kepada masyarakat tertentu, yaitu orang arab yang mendiami kota mekkah.Walaupun demikian, Al-qur’an diperuntukkan bagi seluruh umat manusia; dari dulu, kini, hingga yang akan datang[1]. Sejak periode awal hingga sekarang, al-qur’an sebagai kitab suci agama islam kerapkali dihujat dan diragukan akan kebenarannya. Benarkah al-qur’an itu kalam illahi? Jangan-jangan al-qur’an ini hanya rekaan Muhammad saja. Pertanyaan di atas, yang meragukan kebenaran Al-qur’an sering datang dari para orientaris dan musuh islam yang ingin menghancurkan umat islam. 

Al-Qur’an yang merupakan mukjizat istimewa yang dianugerahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang dianugerahkan Allah kepada para utusan-Nya dan bukti kerasulan mereka. Mukjizat ada yang bersifat material sehingga dapat dicerna oleh panca indra, dan dalam jangka waktu tertentu terkesan melawan hukum alam yang ada. Namun, seiring dengan kemajuan cara berfikir manusia, perlahan tetapi pasti dapat dijelaskan secara filosofis maupun ilmiah. 

Mujizat yang dianugerahkan kepada nabi Muhammad, berupa Al-qur’an yang menjadi pedoman hidup (Nidham al-hayah) bagi umat islam tidak mungkin tidak bisa dipecahkan rahasia-rahasianya. Untuk itulah, mujizat berupa Al-Qur’an ini perlu secara terus menerus dikaji secara mendalam agar kebenarannya dapat menerangi alam semesta[2]. Alhamdulillah, hingga kini telah banyak usaha untuk menjelaskan Al-qur’an berdasarkan aspek ilmiah. DR. Zakir Naik, DR. Maurice Bucaile, DR. Gary Millar, Prof. Shamsar Ali serta beberapa ilmuan muslim lainnya telah memberikan kontribusi mereka. 

Melalui penelitian ilmiah, proses yang berkesinambungan dan berbagai penemuan baru selalu memberikan kontribusi dan memperkaya pemahaman mengenai aspek ilmiah Al-qur’an (telah diketahui bahwa setidaknya seperenam ayat-ayat Al-qu’an penuh dengan fakta-fakta ilmiah) [3]. Kita telah menyaksikan bahwa pengetahuan yang telah dicapai sains modern sudah dijelaskan oleh Al-qur’an 1400 tahun sebelumnya. Penemuan ilmiah akan terus berlanjut hingga hari kiamat, maka aspek-aspek ilmiah Al-qur’an akan semakin banyak terungkap. 

Ilmu Pengetahuan Modern dan Al-qur'an
Perkembangan Ilmu pengetahuan begitu pesatnya yang semula hanya berakar dari satu sumber yaitu filsafat, dan saat ini ilmu pengetahuan menjadi beraneka ragam. Berkembangnya ilmu pengetahuan, dikarenakan manusia selalu berpikir dan tidak pernah berhenti untuk berpikir demi kepentingan umat manusia. Dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan ini, yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis, penelitian ilmiah perlu terus dilakukan oleh para ilmuwan dengan tidak meninggalkan moral dan agama[4]

Fakta sejarah menunjukkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan modern saat ini bermula dari pengembangan metode empiris oleh para ilmuwan muslim, ketika Eropa sedang dilanda kegelapan peradaban di abad pertengahan. Tentu saja para ilmuwan muslim mendasarkan setiap kegiatannya pada ajaran islam (Al-Qur'an dan Sunnah)[5]

Al-Qur'an dalam kaitannya dengan pekembangan ilmu pengetahuan, Al-Qur'an telah menambah dimensi baru terhadap studi mengenai fenomena jagad raya dan membantu pikiran manusia melakukan terobosan terhadap batas penghalang dari alam materi[6]. Al-Qur'an membawa manusia kepada Allah SWT melalu ciptaan-Nya dan realita konkret yang terdapat di Alam semesta. Inilah yang sesungguhnya dilakukan ilmu pengetahuan, yaitu mengadakan observasi, lalu menarik hukum-hukum alam berdasarkan observasi dan eksperimen[7]. Ilmu pengetahuan dapat mencapai yang Maha Pencipta melalui observasi dan eksperimen, yang teliti dan tepat terhadap hukum-hukum yang mengatur gejala alam, dan Al-Qur'an menunjukkan kepada realitas intelektual yang Maha Besar, yaitu Allah SWT lewat ciptaan-Nya. 

Keajaiban Al-Qur’an | Astronomi
Penciptaan Alam Semesta
 

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ -٣٠
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?[8] 

Bukti-bukti ilmiah sains modern menunjukkan bahwa alam semesta pada mulanya adalah satu kesatuan yang padu. Kemudian peristiwa alamiah terjadi dan mengakibatkan alam semesta terpisah[9]. Proses kelahiran alam semesta ternyata telah dimulai sejak sekitar 18 miliyar tahun yang lalu, yaitu sebelum terjadinya ledakan kosmis yang sangat dahsyat dari sebuah titik singularitas, ledakan itu dikenal dengan peristiwa Big Bang yang terjadi sekitar 13,7 Miliar tahun lalu[10]

Peristiwa Big Bang yang telah dikemukakan oleh Goerges Lemaitre, George Gamow pada tahun 1930-an, dan Stephen Hawking pada tahun 1980-an telah menjelaskan kejadian awal alam semesta[11]. Teori Big Bang adalah toeri yang menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun dari titik yang sangat rapat, padat, dan panas yang disebut dengan titik singularitas, dari titik inilah ledakkan kosmis mahadahsyat (Big Bang) itu terjadi[12]. Setelah terjadinya ledakkan yang sangat dahsyat itu, alam semesta mengalami pemekaran dan menjadi dingin, kemudian muncul yang kita kenal sebagai galaksi, bintang, planet dan sebagainya[13]

Pada tahun 1948[14], George Gamow dan Muridnya, Ralph Adler, menyimpulkan bahwa jika teori Big Bang memang benar, pasti ada fosil yang tersisa, sebagaimana diutarakan Holye (penentang teori Big Bang). Menurut mereka, radiasi latar belakang tingkat rendah pasti ada disegala arah karena setelah Big Bang, alam semesta mulai berkembang ke segala arah, radiasi tersebut tersebar keseluruh penjuru. Pada tahun 1965[15], dua orang ilmuwan terkenal Arno Penzias dan Robert Wilson, menemukan radiasi berlatar belakang kosmis yang berasal dari setiap benda langit, sebagimana bentuk radiasi yang telah dibayangkan oleh Gamow dan Muridnya. Penemuan tersebut, telah menghantarkan Arno Penzias dan Robert Wilson mendapatkan hadiah nobel dibidang fisika. 

Setelah Arno Penzias dan Robert Wilson, Penjelajah Latarbelakang Kosmik (Cosmic Background Explorer, COBE), diluncurkan ke angkasa pada 1989. Data yang diterima dari COBE membernarkan temuan Penzias dan Robert[16]. Sisa radiasi yang ditemukan Arno Penzias dan Robert Wilson, serta data satelit COBE menunjukkan adanya Big Bang. Sangat menakjubkan 14 abad yang lalu, peristiwa Big Bang di atas telah dijelaskan oleh Al-Qur'an dengan sangat bijaksana dan indah[17]. Allah SWT berfirman bahwa " langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya ". Ungkapan padu dan pisah[18], "padu" dalam bahasa Arabnya disebut ritqun, hal itu menunjukan satu kesatuan yang sempurna dan padat. Sedangkan ''pisah" dalam bahasa Arabnya disebut Fatqun, maka hal itu menunjukan pecahnya satu kesatuan itu, yang diakibatkan satu ledakan dahsyat yang mengandung energi yang sangat besar. Ternyata Al-Qur'an telah menyajikan informasi dengan sangat akurat jauh sebelum teori Big Bang itu ada. 

Bumi Berbentuk Bulat Telur
Pada masa lalu, keyakinan yang menjadi pendapat umum pada saat itu, menyatakan bahwa bumi itu datar dan bertepi. Namun lama kemudian, ternyata kenyakinan mereka bertentangan dengan fakta yang telah mereka temukan sendiri. Selama berabad-abad, sekalipun orang telah berpergian jauh, mereka gagal menemukan tepi bumi. Sir Francis Drake merupakan orang pertama yang membuktikan bahwa bumi itu bulat, yakni ketika dia berlayar mengelilingi bumi pada tahun 1597[19]

Bukti yang mereka dapatkan, adalah bagian atas dari kapal laut yang terlihat lebih dahulu dari bagian bawahnya. Mereka berfikir, kalau sekiranya bumi tidak berbentuk bulat, maka kedua bagian akan terlihat dalam waktu bersamaan. Bukti lain yang mereka dapatkan adalah lengkungan langit yang akan terlihat bulat pada jarak terjauh dari yang dapat dillihat oleh mata mereka di atas permukaan lautan[20]. Mereka tidak mengetahui, bahwa Al-Qur'an telah menyatakan hal yang sama, pada abad ke 7 masehi yang lalu. Allah berfirman;
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ -٥
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun[21]

Kawwara adalah kata yang digunakan untuk menunjukan bahwa bumi berbentuk bulat. Kata kawwara artinya menutupkan atau melilitkan, sebagaimana sorban dililitkan di kepala, menutupi atau melilitkan siang dan malam hanya dapat terjadi jika bumi berbentuk bulat. Bumi sebenarnya tidak benar-benar bulat seperti bola, akan tetapi geo-spherical (geoidal)[22]. Ayat suci berikut ini menjelaskan tentang bentuk bumi dengan sangat jelas;
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا -٣٠
Dan setelah itu kami membuat bumi dalam bentuk bulat telur[23].
Kata Arab untuk bulat adalah dahaha, yang artinya telur burung unta (kata Arab dahaha oleh para penerjemah diterjemahkan dengan "menghamparkan", terjemahan ini juga betul)[24]. Prof. Dr. Suleyman Atec[25], mantan kepala Departemen Agama Turki, memberikan defenisi untuk kata tersebut, kata dahaha berarti membentang, memberi (sesuatu) bentuk bulat, kata dahaha juga didefenisikan sebagai permainan yang dimainkan kenari. 

Maksudnya, Allah telah telah menciptakan bumi dengan membentangkannya dalam bentuk seperti lonjong (bulat) telur[26]. Pengetahuan manusia tentang bentuk bulat bumi mengalami perkembangan, dengan kemajuan teknologi, para ilmuwan telah berhasil mengambil gambar sesungguhnya dari bentuk bumi yaitu bulat telur sebagaimana telah disebutkan oleh Al-Qur'an 1400 tahun yang lalu. 

Alam Semesta yang Berkembang
وَالسَّمَاء بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ -٤٧-
Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya[27]
Keadaan alam semesta telah menjadi perdepatan panjang dan seru selama beberapa dekade, apakah alam semsesta tak terbatas? Atau ia terbatas dan dalam keadaan diam (tetap). Newton percaya pada jagat raya yang tidak memiliki batas dan statis[28], begitu juga dengan Albert Einstein bersama para fisikawan (awal abad ke 20) menyakini bahwa alam semesta itu diam[29], sekalipun toeri yang dia kembangkan bagi toeri relativitasnya pada tahun 1917 menyatakan bahwa ruang angkasa sesungguhnya bergerak atau berkembang, sebagaimana yang telah ditemukan oleh Alexsander Friedmann dan Goerges Lamaitre. 

Mendasarkan peneltiannya pada rumus Einstein, Alexander Friedmann, ahli fisika Rusia, menemukan bahwa alam semesta berkembang. Goerges Lamaitre, merumuskan bahwa alam semesta diawali oleh suatu ledakan dahsyat sebuah superatom kecil, seperti tumbuhnya pohon ek dari buahnya. Teori ini menjelaskan pemekaran galaksi dalam kerangka kerja toeri Albert Einstein tentang relativitas umum[30]." 

Edwin Hubbel (1920-an), dengan teleskop canggihnya di Observatorium Mount Wilson, dia mengamati bahwa galaksi-galaksi saling menjauh, yang membuktikan bahwa alam semesta mengembang. Pada tahun 1950, teleskop dengan perbesaran tinggi, instrumen terbesar dalam jenisnya, dipasang di Mount Palomar, AS. Hasil pemuan baru membenarkan pengamatan Hubbel[31]. Setelah apa yang ditemukan oleh Hubbel dan diperkuat oleh penemuan baru yang membenarkan penemuan Hubbel tersebut, Einstein, akhirnya mengakui dalam sebuah konferensi bahwa Lemaitre benar, kemudian dia mengatakan bahwa toeri Cosmological Constant adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya[32]

Al-Qur'an telah menjelaskan fakta ini 1400 tahun lalu, manusia tentu membutuhkan data ilmiah yang terakumulasi selama masa yang sangat panjang dan memerlukan teleskop yang canggih. Al-Qur'an menyediakan jawaban untuk masalah-masalah ilmiah paling rumit. Obsevasi yang dibuat dengan teleskop dewasa ini membenarkan pernyataan Al-Qur'an[33]

Garis Edar
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ -٣٣
Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya[34].
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ -٤٠-
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya[35]."
وَالسَّمَاء ذَاتِ الْحُبُكِ -٧
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan[36]

Tiga ayat di atas mengambarkan, setelah terjadinya ledakan besar dan gugusan benda-benda langit terbentuk, maka tiap benda langit tidak secara sendirian bergerak dan berjalan. Akan tetapi, masing- masing terkait dengan benda langit lainnya dalam satu gugusan kosmik yang mengagumkan. Setiap benda ini memiliki kecepatan khusus dan garis edar tempat ia bergerak sehingga tidak terjadi benturan antara satu dengan lainnya, yang dapat menyebabkan kehancurannya.Kecepatan antara satu benda dengan benda yang lainnya, yang terdapat dalam satu gugusan tidak sama. Karena jika masing-masing memiliki kecepatan yang sama, bisa menyebabkan kerusakan sistem yang mengatur gerakan benda ini. Dimana masing-masing benda langit, memilki gaya gravitasi (saling menarik) dan gaya penahan (menjauh) yang berbeda[37]

Menurut Dr. Abdul Basith Al-Jamal dan Dr. Daliya Shiddiq Al-Jamal[38], Para ilmuwan selama ini telah berusaha sekuat tenaga, untuk mengetahui sistem pembagian garis edar untuk masing-masing benda langit dan ukuran kecepatan masing-masing serta hubungan satu benda dengan benda yang lainnya. Hingga mereka menyimpulkan sistem alam semesta ini sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Fakta ilmiah yang baru terungkap pada abad 19 akhir, dengan bantuan teknologi canggih, telah dijelaskan dengan indah dan sempurna oleh Al-Qur'an jauh sebelum teknologi canggih ada yaitu pada abad ke 7. 

Atap yang Terpelihara
وَجَعَلْنَا السَّمَاء سَقْفاً مَّحْفُوظاً وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ -٣٢
Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya[39]

Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20. Atmosfer adalah selimut gas yang tak kasatmata setebal 10.000 km yang menglingkupi planet bumi[40]. Atmosfer yang melingkupi planet bumi sangat berperan penting bagi keberlangsungan kehidupan. Jutaan meteor berbagai ukuran terus menerus jatuh dari luar angkasa kearah bumi. Walaupun stukturnya transparan, atmosfer merupakan perisai yang kuat melawan serangan meteor, bagaikan perisai baja. Kalau tidak karena keistimewaan langit ini (atap yang terpelihara), tidak akan ada kehidupan di bumi[41]

Atmosfer juga berfungsi menyaring sinar-sinar berbahaya dari ruang angkasa yang dapat membahayakan keberlangsungan kehidupan di planet bumi[42]. Sangat menakjubkan atmosfer, ternyata atmosfer selain berfungsi menyaring sinar-sinar berbahaya, ia juga meneruskan sinar-sinar yang bermanfaat bagi kehidupan[43]. Atmosfer juga melindungi bumi dari suhu luar angkasa yang sangat dingin (membeku), temperatur rata-rata diluar angkasa adalah -270o celcius[44]

Atmosfer mencegah energi (berbahaya) yang datang ke bumi kembali ke angkasa. Selain itu atmosfer juga menjaga keseimbangan dengan membagi panas secara merata. Langit juga mempunyai sabuk Van Allen yang juga melindungi bumi yaitu melindungi dari hujan radiasi, yang ditimbulkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya[45]. Jika tidak ada atmosfer dan sabuk Van Allen ini, dapat dipastikan tidak ada kehidupan di planet bumi ini. 

"Atap yang terpelihara" dalam surah Al-Anbiya' ayat 32 merupakan tanda kekuasaan sang pencipta yaitu Allah SWT, fenomena yang terjadi tidaklah mungkin sesuatu yang kebetulan, logika dan hati kita akan menolaknya. Begitu juga, kita akan menolak jika Al-qur'an itu dikatakan sebagai produk akal dan kepintaran manusia. Keserasian dan kesempurnaan yang melingkupi semua fenomena alam semesta, tidak ada cacat sedikit pun, telah membuktikan bahwa ada yang telah menciptakan, mengatur, dan memeliharanya, dialah Allah SWT. Maha benar Allah dengan segala firmannya. 

Langit yang Mengembalikan
Demi langit yang mengandung hujan 

kata raj'i yang ditafsirkan oleh sebagian ahli tafsir sebagai "mengadung hujan" dan juga bermakna mengirimkan atau mengembalikan[46]. Atmosfer yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Fakta ilmiah telah mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi[47]. Fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut, yaitu[48]

1. Lapisan Troposfer, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
2. Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
3. Ionosfer, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Fungsi lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah SWT.